Setiap kejadian-lebih-lebih
kejadian besar-senantiasa membawa makna. Teropong, yang sama juga saya gunakan
dalam melihat nasib saya yang lahir sebagai bungsu dari tiga
belas bersaudara. Ada teman
punya teori sederhana. Anak pertama dapat mainan baru. Anak kedua dapat
bekasnya. Anak ketiga hanya memperoleh cerita pernah punya mainan. Dari sini
saya pernah bertanya: lantas anak ke tiga belas dapat apa?
Untungnya, jalan-jalan pengetahuan dan kearifan membawa
saya pada lorong-lororig pemahaman yang penuh rasa syukur. Dalam lorong
terakhir, nasib sebagai anak ketiga belas, mendorong saya
untuk menuangkan sebanyak-banyaknya cinta ke anak dan isteri.
Ada banyak cara yang saya tempuh. Salah satunya, dengan rajin mengirim
pesan SMS kepada puteri semata wayang saya yang sebentar lagi berumur tujuh
belas tahun. Demikian seringnya, kadang dia bosan membaca pesan SMS saya.
Namun, suatu hari ketika saya berada di tempat yang; jauh dari rumah, anak
remaja yang wajahnya mirip sekali dengan wajah saya ini mengirimi saya pesan
SMS yang berbunyi sederhana: ’’Kegelapan bisa menyembunyikan pohon,
batu, sungai, gunung dan lain-lain. Tetapi ia tidak
bisa menyembunyikan cinta".
Demikian bangganya saya akan pesan ini, sampai-sampai
aya memperlihatkan dan menceritakan pesan terakhir ke banyak sahabat dekat.
Pri Notowidigdo-seorang sahabat yang menjadi head hunter
terkemuka-malah mencatat pesan puteri saya di atas. Dan bertutur bangga
pada isterinya
di rumah.
Terlepas dari apa komentar
Anda terhadap pengalaman kecil
di atas, tidak bisa dipungkiri, cinta memang hadir menembus ruang dan waktu,
sekaligus menembus kegelapan. Bila diibaratkan bunga, mungkin ia satu-satunya
bunga yang mekar tanpa bantuan sang musim. Di musim apa pun, ia pasti dan
selalu berbunga. Keharumannya pun menembus ruangan yang terjauh sekalipun.
Kalau ada orang yang berpendapat, bahwa iptek telah
dan akan terus mengubah semuanya, saya setuju. Namun, daya ubah cinta mencakup ruang
dan waktu yang lebih dahsyat lagi. Hampir semua
batasan yang tidak bisa dipecahkan ilmu pengetahuan bisa ditembus oleh cinta.
Sebutlah batasan ruang, waktu, kegelapan, dan bahkan kematian. Dalam ilmu
pengetahuan, ia menjadi teka-teki yang belum terpecahkan. Namun, cinta memiliki
kekuatan untuk melampaui batas-batas tadi.
Anda bisa jadi memiliki pengalaman yang lebih menarik
dibandingkan dengan saya-dan saya senang kalau Anda mau membaginya. Yang jelas,
lorong kehidupan saya ditandai oleh banyak sekali bekas-bekas perjalanan ribuan
kaki cinta. Lebih dari sekadar meninggalkan bekas, cinta juga mencerahkan.
Saya memiliki seorang
ayah yang telah almarhum, serta seorang ibu mertua yang telah melewati gerbang kematian Karena
berbagai sebab yang tidak semuanya terjelaskan, kehadiran cinta kedua orang ini menembus batas-batas kematian. Di
hampir semua pojokan kehidupan saya, cinta
mereka hadir mengikuti, mengiringi, dan membayangi.
Tentu saja terlalu merendahkan dan menghina cinta, kalau ukurannya rezeki. Dan
kalau ukurannya ketenteraman, kedamaian dan pencerahan, cinta kedua orang yang
tidak lagi dihitung hidup ini, menjadi jembatan hidup yang sangat menentukan.
Lebih dari seribu kilo
meter jauhnya dari tempat tinggal saya di Jakarta, saya
memiliki dua orang ibu yang juga sering mengirim keharuman bunga cinta.
Kendati hidup di desa di lereng gunung, dengan jangkauan
sarana komunikasi yang sangat terbatas, namun selalu
saya sempatkan untuk menelepon kedua ibu ini setidaknya sebulan sekali. Sering
malah saya lakukan seminggu sekali. Tidak semua pembicaraan menghadirkan
persoalan dan solusi-sebagaimana barometer kepentingan orang kota dalam berkomunikasi.
Sebagian besar hanya berisi pembicaraan yang dilakukan hampir semua anak
terhadap orangtuanya. Namun, hal-hal biasa ini ternyata membuahkan banyak hasil
yang luar biasa. Tidak pada tempatnya kalau saya sebutkan satu per satu
di sini.
Entah lagu apa yang Anda kagumi, saya mengagumi lagi Imagine
yang dinyanyikan John Lennon. Sejauh ini, belum ada
lagu cinta yang bisa lebih menyentuh dibandingkan lagunya John Lennon ini.
Bayangkan, penyanyi The Beatles ini bermimpi dan bercita-cita tentang kehidupan yang tanpa negara,
agama, ras. Dan hanya ada satu alat pemersatu: cinta. Sebagaimana kita tahu, di
samping John Lennon sudah lama meninggal, lagu ini pun diciptakan pertama kali dalam waktu yang cukup lama. Namun, suara-suara cintanya masih menyentuh banyak hati dan telinga.
Sebagai bahan ilustrasi lain, coba bayangkan diri
Anda yang sedang berada di sebuah lorong yang sangat gelap. Demikian gelapnya,
sampai-sampai tidak ada satu pun benda
yang bisa dilihat oleh mata.
Pertanyaan saya sederhana saja, bisakah kegelapan terakhir menyembunyikan cinta
Anda pada orang
lain, atau cinta
orang yang sangat mencintai diri
Anda?
Dari empat ilustrasi ini,
tampak jelas,
iptek dengan seluruh rasionalitasnya bergerak sangat
terbatas dalam batasan- batasan kematian, ruang, waktu, dan kegelapan. Sebab,
menempatkan keempat hal ini pada posisi unexplainable.
Cinta, di lain
pihak, bisa berjalan menembus kegelapan dan bahkan
kematian. Seakan-akan mau memberi inspirasi, bahwa tanpa cinta kita hanya bisa
berjalan dalam jalan yang jauh lebih pendek. Pertanyaan titipan saya buat Anda,
akankah kita biarkan hidup dan kehidupan menjadi lebih pendek dan sempit
semata-mata karena kita kering cinta?
Penulis: Gede Prama, Penerbit: PT Elex Media
Komputindo