Seorang anggota keluarga dekat sempat bertanya keheranan, kenapa
orang yang setegar saya bisa menangis ketika ayah meninggal. Yang membuatnya
tambah heran, karena saya adalah satu-satunya orang yang menangis menjelang penguburan.
Anda pun boleh heran dengan saya.
Ini memang bukan cerita sinetron yang mau mengundang rasa kasihan Anda. Melainkan, pengungkapan perasaan duka kehilangan
seseorang yang lama menjadi sumber cinta saya. Berbeda dengan saya yang
mengenyam pendidikan relatif tinggi, ayah hanya tamatan kelas tiga SD zaman
Belanda. Untuk itu, bisa dimaklumi kalau ia tidak menggunakan bahasa verbal
sebagai sarana pengungkapan cinta. Saya hampir setiap hari bernyanyi lagu every day I love you bersama
anak-anak. Sedangkan ayah, ia tidak pernah mengucapkan satu pun kata cinta. Tidak
juga pernah bernyanyi cinta khusus buat saya. Bahasa verbalnya lebih banyak diam. Apa lagi sekarang, ia diam
selamanya!
Yang membuat saya menangis bukan bahasa
verbalnya, melainkan bahasa hidupnya. Sebelum meninggal, ia mengumpulkan uang untuk seluruh biaya
upacaranya. Seolah- olah tidak mengizinkan celah sedikit pun pada anaknya untuk
’membayar’ utang-utang kami. Atau seperti menghayati betul apa yang pernah
ditulis Emma Goldman yang menulis: ’’Bila cinta mengharapkan bayaran, itu bukan
cinta, melainkan sebuah transaksi". Ketika saya masih teramat kecil, di halaman
rumah ia sering mengajak berjalan-jalan sambil menambahkan gelar ’sarjana
hukum’ di belakang nama saya. Sepertinya sedang mencita-citakan anaknya untuk
sekolah setinggi-tingginya. Dan menunjukkan pemahaman yang dalam, hanya dengan
pendidikan kehidupan bisa ditransformasikan. Digabung menjadi satu, he has been the best father to me.
Lebih dari semua ini, cinta ayah juga sering menghadirkan keajaiban-keajaiban. Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan, dari zaman teramat miskin dulu sampai dengan
sekarang, kami sekeluarga tidak pernah kelaparan, atau kekurangan uang yang
membuat kami dililit utang.
Ketika merantau di
Inggris, dengan beasiswa untuk seorang dan dimakan untuk empat orang. Ada saja
keajaiban yang membuat hidup jadi panjang. Demikian juga ketika ’nekat’ jadi
pimpinan puncak perusahaan tanpa pengalaman memimpin yang memadai. Sudah lama
banyak anak buah meramalkan, kalau di RUPS nasib saya akan tamat. Akan tetapi,
dengan alasan-alasan yang tidak sepenuhnya bisa dimengerti, sampai sekarang pun
saya masih duduk di kursi karier yang cukup tinggi. Demikian juga dengan
pekerjaan sebagai pembicara publik. Hinaan, cercaan, ejekan memang pernah
datang. Tetapi, entah dari mana datangnya keajaiban, semua itu tidak pernah
bisa mengerem kecepatan karier saya sebagai pembicara publik.
Dengan seluruh cerita
ini, percaya ataupun tidak, saya meyakini sekali kalau cinta bisa menghadirkan
keajaiban- keajaiban. Berikut adalah sebagian kecil contoh keajaiban- keajaiban
yang bisa dihadirkan cinta.
Keajaiban pertama, cinta membuat orang jadi awet muda dan berumur
panjang. Sebagaimana pernah dikutip majalah Reader
Digest, salah satu ciri orang yang awet muda dan berumur
panjang adalah memiliki setidak-tidaknya seseorang untuk dicintai. Sebenarnya
penemuan ini sangat logis. Sebab, dengan memiliki orang yang kita cintai,
meniti karier dan napas kehidupan lainnya bisa dilakukan tanpa rasa capek yang mengganggu. Capek saya sering kali hilang, kalau membayangkan anak-anak lulus dari sekolah ternama di
luar negeri. Atau membayangkan isteri menikmati sekali hidup bersama saya. Atau
mengetahui bahwa ibu mensyukuri sekali pernah melahirkan anak seperti saya.
Keajaiban cinta yang kedua, bila Anda selalu mencari sesuatu yang
baik dalam diri orang lain, Anda akan menemukan sisi terbaik dari diri Anda sendiri. Ini saya
alami sendiri. Sebagai manusia biasa, saya juga pernah memenuhi hidup dengan
pandangan-pandangan negatif tentang orang lain.
Atau sedikit-sedikit menghakimi orang lain. Energi negatif tadi, mungkin tidak memakan orang yang saya benci.
Tetapi saya rasakan sendiri, ia memakan badan saya sendiri. Namun, semua ini
berubah secara radikal, sejalan dengan kemajuan untuk belajar melihat sisi
positif orang lain. Entah dari mana datangnya keajaiban, kekaguman orang lain, rasa hormat orang lain,
rasa percaya orang akan apa yang saya tulis dan bicarakan
di depan umum, datang mengalir secara sangat mudah.
Keajaiban yang ketiga, cinta sering membuat yang tidak mungkin
jadi mungkin. Sebagaimana pernah dituturkan seorang Ibu dalam buku Chicken soup for the couple’s soul, tubuh ibu yang lemah tadi bisa menyelamatkan suaminya
dari serangan beruang besar dan ganas. Tadinya ia takut melawan beruang tadi. Akan tetapi, karena suaminya adalah
satu-satunya kekayaan yang paling
berguna, maka dia lawan dengan penuh kemampuan. Entah
dari mana datangnya keajaiban, beruang besar tadi lari ketakutan melihat perlawanan
wanita lemah tadi.
Anda bebas memilih,
antara percaya atau tidak percaya. Yang jelas, pengalaman saya bersama ayah
tercinta menunjukkan, cinta menaburkan keajaiban di mana-mana. Teriring cinta
buat ayah tercinta, Kahlil Gibran
pernah menulis: ’’Kenangan adalah anugerah Tuhan yang
tidak dapat dihancurkan oleh maut".
Penulis: Gede Prama, Penerbit: PT Elex Media Komputindo