Suatu hari, seorang anak perempuan pulang ke rumah orangtuanya dengan hati gundah. Sambil menangis dia mengadukan masalah rumah tangga yang sedang di hadapinya, "Ayah, ibu, ananda sudah tidak sanggup hidup bersama dengan suamiku lagi. Sudah sekian lama dia tidak bekerja, sehingga di rumah sekarang ini tidak ada uang lagi untuk biaya hidup. Aku mau bercerai saja. Titik."
"Memangnya ada apa dengan pekerjaan suamimu dulu?" tanya sang ibu.
"Dia merasa pekerjaannya tidak berharga lagi. Satu-satunya benda yang dianggap bernilai adalah emas sehingga setiap hari dia sibuk berpikir di mana dan bagaimana caranya sukses menemukan tambang emas. Aku sudah mengingatkan berulang kali, bahkan mengancam akan pergi dari rumah, tetapi dia tidak peduli sama sekali. Aku sungguh tidak tahan lagi, Yah, Bu."
Setelah memikirkan beberapa saat, sang ayah berkata kepada anaknya, "Anakku, pulanglah ke rumahmu. Sampaikan pada suamimu, ayah mempunyai pengetahuan mengolah emas dari warisan keluarga. Jika suamimu serius mau belajar, ayah akan memberitahu rahasia dan cara mendapatkan emas."
Si suamipun bergegas mendatangi mertuanya setelah mendengar kabar dari istrinya. Si ayah mertua berjanji akan memberitahu cara menambang emas dengan syarat, si menantu harus mengumpulkan 5 kilogram bulu daun pisang dari pohon pisang yang ditanam sendiri. Dengan gembira si menantu segera pulang dan mulai menanam pisang di ladangnya, di pekarangan rumahnya, dan di semua lahan kosong yang dipunyainya. Dengan rajin dia merawat pohon pisangnya. Setiap kali masa panen, istri dan anaknya memetik, dan dia sibuk mengumpulkan bulu-bulu di atas daun pisang.
Tiga tahun kemudian, saat terkumpul 5 kilogram bulu daun pisang, dia datang untuk menagih janji kepada ayah mertuanya.
"Baiklah anakku. Ayah sudah tidak sabar lagi ingin memberi pelajaran ini kepadamu," kata si ayah sambil mengajaknya memasuki kamar dan lalu dibukalah lemari yang ada di sana. Ternyata isinya batangan emas. Si menantu tercengang gembira berkata, "Oh, ternyata ayah dari dulu sudah mengolah emas. Cepat beritahu saya, bagaimana cara mengolahnya?"
"Batangan emas ini bukan ayah yang menambang dan mengolahnya. Tetapi kamuyang mengolahnya sendiri."
"Saya yang mengolah? Tambang saja tidak ada, apalagi mengolah emas?"
"Anakku, tentu ada caranya bila tidak mengolah tambang emas tapi bisa menghasilkan emas. Ingat pohon pisang yang telah kau tanam? Uang hasil penjualan pisang, bapak belikan emas. Dan emas di almari itu adalah hasil kerja kerasmu selama 3 tahun."
Dengan takjub, dielusnya emas di tangannya. "Terima kasih Ayah. Ayah telah mengajarkan kepada saya, bahwa untuk mendapatkan emas tidak berarti harus menambang sendiri. Dengan memanfaatkan tanah dan pekarangan yang ada, kami pun dapat memiliki emas yang sangat bernilai ini," ucapnya dengan lega dan penuh syukur.
Netter yang Luar Biasa,
Sering kali kita menganggap kesuksesan bisa dicapai hanya melalui satu cara saja, padahal kesuksesan bisa diraih melalui berbagai cara.
Dan sebenarnya di dalam diri kita sendiri dan di tempatdimana kita berada saat ini, telah tersedia kesempatan-kesempatan yang memungkinkan untuk kita gali, kita olah sekaligus kita manfaatkan untuk kita jadikan emas.
Salam sukses, Luar Biasa!!