Dikisahkan, seorang ibu muda memiliki 2
orang putra. Sayangnya si putra bungsu mengalami pertumbuhan kemampuan
berpikir yang lamban, tidak memiliki kecerdasan seperti sang kakak.
Jadilah dia anak yang pemalu, rendah diri dan sering dilecehkan oleh
teman2 di sekolahnya.
Tugas sebagai ibu
merangkap tulang punggung keluarga, membuatnya kelelahan, sehingga
kelambanan si bungsu pun sering menjadi sasaran kemarahan dan
kejengkelannya. Kata-kata kasar, seperti: "dasar anak bodoh" dan
sejenisnya seolah menjadi santapan sehari-hari buat si bungsu.
Ucapan sang ibu maupun ejekan dari teman-teman, meyakinkan si bungsu
bahwa dirinya anak yang menyusahkan dan memalukan keluarganya.
Kekecewaan terhadap diri sendiri tercermin pada kegiatan yang dilakukan
dari hari ke hari. Setiap bangun pagi, saat menatap wajah sendiri dari
pantulan kaca cermin, dia memulai kegiatan dengan menyapa diri yang ada
di cermin sambil berucap lirih dan sedih, "Si bodoh sedang mencuci
muka", "Si bodoh mulai menyikat gigi," "Si bodoh lagi mandi," "Si bodoh
berangkat ke sekolah," dan seterusnya.
Waktu terus berjalan ...
Diceritakan, sebagai warga negara dewasa, ada wajib militer yang harus
dijalani. Maka, si putra bungsu ini pun mendaftar dan mulai mengikuti
berbagai tes: tes kesehatan, tes kemampuan fisik, dan tes yang lain.
Saat hari pengumuman, dia dipanggil menghadap ke dewan penguji.
"Ah... Aku si bodoh, bisakah lolos tes kali ini?" katanya dalam hati,
sambil memasuki ruangan dengan kepala tertunduk. Sungguh tidak diduga
sama sekali, hasil tesnya ternyata mendapat pujian tertinggi dari dewan
penguji. "Selamat anak muda! Hasil tes Anda luar biasa!! Anda sungguh
pemuda yang hebat dan berbakat." Mendapat pujian seperti itu, dia seolah
tidak mempercayai telinganya sendiri. Kata-kata dewan penguji adalah
penemuan sisi baru dirinya yang tidak diketahui sebelumnya. Suara itu
terus bergema di pikirannya, menumbuhkan kebanggaan, memotivasi setiap
sikap dan tindakannya yang mencerminkan bahwa dirinya orang hebat dan
luar biasa. Mulailah siklus hariannya berubah, "Aku, orang hebat sedang
mandi," "Si hebat mencuci muka," "Pemuda berbakat lagi mengosok gigi,"
dan seterusnya. Kepercayaan diri dan citra dirinya meningkat luar biasa.
Hingga 20 tahun kemudian, si bungsu
membuktikan dirinya sebagai salah seorang pengusaha sukses yang
disegani, dihormati, dan menerima banyak penghargaan.
Netter yang Luar Biasa!
Pola pikir dan keyakinan adalah kekuatan di belakang sistem sukses yang
ada di dalam diri kita. Apapun yang kita bayangkan dan kita yakini
terus menerus dalam benakkita, pada akhirnya akan terwujud dalam
kenyataan. Itulah hukum pikiran universal yang berlaku.
Kalau kita selalu berkata: "Mana mungkin aku bisa sukses?", "Aku sulit
berhasil," maka kecenderungan sikap mental seperti itu akan disusul oleh
kenyataan berupa kegagalan. Sebaliknya kalau kita berkata pada diri
sendiri, "Aku bisa sukses, "Aku mampu," besar kemungkinan kita akan
berusaha keras dengan berbagai cara sehingga kesuksesan bisa diraih
persis seperti yang diyakini dan kita pikirkan.
Jadi
tepat sekali ungkapan yang mengatakan YOU ARE WHAT YOU THINK. Anda
adalah seperti apa yang Anda pikirkan! Mari, miliki citra diri yang
sehat! Miliki keyakinan diri yang mantap!
Salam sukses luar biasa!!