Beberapa minggu yang lalu, kami mendapat kesempatan untuk berdialog banyak hal di salah satu perusahaan besar yang ada di Jakarta selama lima hari berturut-turut. Seperti biasa, sekarang sedang ada kesadaran luar biasa di beberapa perusahaan swasta maupun BUMN tentang perlunya IESQ (Intelegensi, Emosional, Spiritual Question) atau kecerdasan intelegensi, emosi dan spiritual yang diterapkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan ketidakpastian ini.
Karena ini merupakan kegiatan besar seharian, selama lima hari, maka tim mengirimkan delapan orang dan menginap disalah satu hotel berbintang empat. Ketika sudah dua hari menginap disana, seperti biasa karena sangat sibuk sehingga jarang ngobrol lama dalam berbagai hal. Kecuali, kalau waktu sarapan pagi.
Pada hari kedua itu, sambil sarapan pagi, kami berdialog dengan semua tim, terutama masalah program dan diselingi dengan obrolan santai. Saya tanyakan kesan-kesan selama dua hari itu, termasuk masalah fasilitas hotel dalam memberikan pelayanan terhadap teman-teman dari masing-masing kamar.
Ada satu hal yang sangat mengejutkan saya, yaitu ada salah satu kamar yang mengeluh. Katanya sudah dua hari tidak bisa tidur. Ketika kami tanyakan, rupanya tidak bisa tidur disebabkan kamar itu dalam kondisi sangat dingin sekali. Sehingga, semalaman kedinginan walaupun sudah pakai selimut Ketika saya tanyakan, mengapa AC-nya tidak di atur suhunya sesuai dengan kebutuhan tubuh kita? Dengan polos dia menjawab, sudah pak, bahkan AC-itu sudah saya nol-kan, tapi tetap saja kami tidak bisa tidur.
Spontan saja kami dan kawan-kawan tertawa bahkan ada teman kami yang sendok makannya sampai terjatuh, dan memberikan pengertian bahwa kalau AC dalam posisi nol tentu saja udara semakin dingin. Ketika kami beri pengertian itu, dia justru malah membantah, bukankah kalau nol berarti semua dalam posisi netral atau mati. Akhirnya, kami beri pengertian, bahwa karakter AC, kalau nol berarti suhu dalam posisi sangat dingin. Dalam hati saya berkata, untung Jakarta udaranya sangat panas, sehingga, walaupun di nolkan, suhu ruangan tidak sampai nol. Coba kalau Jakarta suhunya tidak panas sekali, pasti teman saya ini sudah jadi es.
Dari kisah nyata ini, ada pelajaran yang sangat menarik yaitu cara berpikir yang rutin bisa berdampak pada penerapan kehidupan karakter lain dengan prilaku yang sama, yaitu kalau nol berarti netral. Padahal karakter AC itu berbeda. Kasus sederhana ini, bisa men jadi pelajaran bagi kita, bahwa kehidupan pola berpikir yang rutin bisa menjebak diri kita, yaitu banyak melakukan kesalahan dengan tidak punya kesadaran.
Sahabat CyberMQ
Apakah sahabat sering terjebak pola berpikir rutin, kalau ya, selamat menikmati kesalahan-kesalahan dalam menghadapi kehidupan. Berani hadapi tantangan tidak terjebak pemikiran rutin? Bagaimana pendapat anda!
Masrukhul Amri : Seorang Knowledge Entrepreneur-pengusaha gagasan, bertempat tinggal di hp. 0812-2329518, Aktivitas sehari-hari sebagai Konsultan Manajemen Stratejik-Alternatif dan Director The Life University; Reengineering Mindsets - Unlocking Potential Power, TIM Daarut Tauhiid Bandung, sampai sekarang mengasuh acara MQ Enlightenment di 102.7 MQ FM. Spesialis konsultasi alternatif di beberapa perusahaan nasional dan multi nasional, MBA-Main Bersama Amri di CyberMQ dan dosen tamu di beberapa perguruan tinggi di Bandung dan luar Bandung. Mottonya adalah mari sama-sama belajar menjadi yang terbaik. amri@manajemenqolbu.com