Karena semuanya juga berubah, maka motto hidup juga harus berubah. Salah satunya adalah motto menjadi:”Menyelam, minum air, lihat mutiara, cari ikan, ketemu sesama penyelam, ketemu putri duyung dan kenalan sambil mengadakan pelatihan cara berbusana yang bagus, ketika selesai menyelam sedekah ikan, bisnis mutiara dan lain sebagainya”.
Ketika saya bersepeda pada tanggal 14 Maret 2009 dari Bandung menuju Lembang, Cikole, Jalan Cagak Subang untuk melihat balapan sepeda tanjakan, berjumpa dengan seseorang yang sedang mengamalkan motto hidup yang tidak sekedar menyelam sambil minum air.
Temen baru saya ini membuat toko serba ada dan serba berjalan, dikatakan serba ada karena hampir semua kebutuhan konsumen dijual, disamping itu serba berjalan, sebab tokonya berada di dalam mobil bok yang dikemas untuk berjualan, dan selalu siap untuk berjalan.
Awal merintisnya, temen ini, dimusuhi juga oleh berbagai warga yang mempunyai toko-toko kecil kebutuhan rumah tangga, namun hasil negosiasi dengan berbagai warga, akhirnya sekarang warga yang punya toko sangat senang, sebab kesulitannya juga terbantu. Caranya adalah, sebagaian besar, toko warga, barang-barangnya dikirim oleh temen saya ini. Tentunya, dengan harga lebih murah, sebab untuk dijual lagi.
Area mobilitas toko ini sampai puluhan kilo meter, sebab dia berkeliling kampung dari satu desa ke desa lainnya. Ketika berkeliling kampung itu, juga sering mendapat rizki-rizki tambahan yang tak terduga, misalnya menjualkan tanah orang, mencarikan tanah untuk warga yang membutuhkan dan bahkan sampai menjadi informan tentang warga-warga yang belum menemukan jodohnya.
Sahabat CyberMQ
Hidup memang tidak cukup hanya menyelam sambil minum air, kita setiap hari harus membuat pantulan-pantulan manfaat hidup sebanyak-banyaknya agar hidup lebih bermanfaat bagi banyak orang. Ketika hidup semakin banyak bermanfaat bagi banyak orang, semoga Allah mempermudah kehidupan kita.
Ada beberapa temen yang bertanya;”Apakah yang didapat dari saya ketika bersepeda dari Bandung, Lembang, Cikole, Jalan jagak, kemudian balik lagi ke Bandung?” Tentunya sangat banyak antara lain (1) Melatih daya tahan tubuh dan motorik, sebab mengayuh sepeda ketika itu harus bisa bersahabat dengan tanjakan dari Bandung menuju Cikole dan turun setelah pintu Tangkuban Parahu sampai Jalan Cagak Subang dan juga sebaliknya ketika pulang; (2) Ketika perjalanan itu, banyak sahabat baru dengan segala permasalahan kehidupan, aneka ketulusan dari berbagai daerah, sehingga kita akan mampu belajar tidak merasa hidup paling sulit atau hidup paling mudah; (3) Biasanya juga mendapat jejaring-jejaring pencerahan bisnis yang selama ini sering belum terpikirkan.
Berani menghadapi motto hidup tidak sekedar menyelam sambil minum air !!! Agar hidup tidak statis, monoton dan akhirnya membodohkan. Bagaimana pendapat sahabat ???