Sepasang suami istri, dari Brazil tampaknya ditakdirkan untuk sehidup semati. Terbukti, sang istri meninggal saat akan pergi menguburkan jenazah suaminya. Penyebab kematian sang istri adalah peti jenazah suaminya.
Marciana Silva Barcelos tewas akibat terkena hantaman peti jenazah suaminya, Josi Silveira Coimbra. Saat kejadian naas itu, Marciana sedang duduk di kursi penumpang bagian depan mobil jenazah. Mobil tersebut tengah dalam perjalanan untuk memakamkan suami Marciana.
Namun mendadak mobil jenazah yang dinaiki wanita berusia 67 tahun itu mengalami kecelakaan lalulintas. Akibat kecelakaan itu, peti jenazah menghantam leher Marciana yang duduk di kursi depan mobil.
Akibatnya fatal. Wanita tua itu tewas seketika. Demikian seperti dilansir harian News.com.au, Kamis (13/11/2008). Peristiwa ini terjadi di wilayah Rio Grande do Sul, Brasil selatan.
Sebelumnya, suami korban, Josi Silveira Coimbra meninggal akibat serangan jantung. Insiden tersebut menimpa pria berumur 76 tahun itu, ketika sedang berdansa di sebuah pesta pada Minggu, 9 November lalu. Tulisan diatas saya dapat dari detik.com.
Beda lagi dengan kisah nyata pribadi, yaitu pada hari Sabtu 22 Nopember 2008, mendapat kesempatan out bond dengan jajaran FE UNPAD yang bekerjasama dengan Mandala 386 di Pangalengan. Disitu kami bersepeda, mengisi materi “Unlocking Potential Power”, dan juga arung jeram.
Pada hari Minggu 23 Nopember 2008 pagi sampai siang, berkesempatan mengahadiri pernikahan putri pertama KH. Abdullah Gymnastiar atau lebih dikenal dengan panggilan akrap Aagym di Daarut tauhiid. Siangnya, karena anak kedua yang bernama Salsabila Miyazumi Amri ngotot ingin jalan-jalan, maka kami berdua pergi ke Cikole untuk melihat pertandingan sepeda. Pada saat itu, pihak pabrik Polygon sebagai sponsor, memberi kesempatan kepada pengunjung untuk mencoba sepeda.
Akhirnya, saya mencoba sepeda Colosus. Sebenarnya tidak ngebut dan juga tidak jauh, hanya sekitar 500 M. Namun pada saat itu, ada ranting masuk ban depan, seharusnya saya bisa melompat karena ada gundukan tanah, namun keburu terjungkal. Sebab, ban depan berhenti mendadak dan tidak bisa terkendali. Akhirnya dapat hadiah tiga jahitan di bibir atas. Tapi, alhamdulillah, tidak terlalu bermasalah. Terima kasih pada Pak. Hendi, maaf kalau salah namanya, yang telah menjahit bibir kami di hutan sejuk di Cikole.
Sahabat CyberMQ
Inilah hidup, semuanya serba tak terduga. Karena semuanya serba tak terduga, tugas kita adalah melangkah dan melangkah terus, dengan tetap yakin akan pertolongan Allah. Secara spiritual, kita tidak boleh mengatakan “Jikalau …. seandainya”, yaitu seandainya saya tidak ……. Jikalau saya melakukan ini dan itu ……
Berani selalu menikmatilah hidup dari detik perdetik yang serba tidak terduga ini, dengan tetap mensyukuri atas nikmat Tuhan yang serba tak terbatas. Bagaimana pendapat sahabat !!!
Masrukhul Amri: Seorang Knowledge Entrepreneur-pengusaha gagasan, bertempat tinggal di hp. 0812-2329518, Aktivitas sehari-hari sebagai Konsultan Manajemen Stratejik-Alternatif dan Director The Life University; Reengineering Mindsets - Unlocking Potential Power. Spesialis konsultasi alternatif di beberapa perusahaan nasional dan multi nasional MBA-Main Bersama Amri di CyberMQ dan dosen tamu di beberapa perguruan tinggi di Bandung dan luar Bandung. Mottonya adalah mari sama-sama belajar menjadi yang terbaik. Website http://amri.web.id http:/masamri.multiply.com e-mail : amri{at}mq{dot}