Kena Sumpah

Kamis, 15 Januari 2009 18:49 WIB | 4.857 kali
Kena Sumpah
Saat itu ada Jong Java, Jong Sumatra, Jong Celebes, Jong Ambon, dan lain-lain. Mengikrarkan satu ikatan batin sebagai bangsa yang berdaulat. Tak ada perbedaan. Yang ada dalam benak mereka, bagaimana pemuda Hindia Belanda bersatu dalam Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa, yakni Indonesia.

Kejadian ini terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928. Sudah 80 tahun para pemuda, punya “Dare to Dream” yaitu impian heroik kepemudaan Indonesia, saat itu masih Hindia Belanda namanya.

Sumpah-sumpah heroik itu, harus kita jaga terus. Sebab, kalau kita tidak punya sumpah-sumpak heroik sebagai impian kehidupan kita, maka betapapun hebatnya bangsa ini dan kita semua dengan beribu-ribu kelebihan, hanya akan menjadikan kita terlena.

Kalau hidup terlena berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun dan berabat-abat lamanya, maka kehidupan kita hanya akan menjadi penonton atas keberhasilan bangsa lain dalam mengelola kekayaan bangsa sendiri. Kemudian kita lebih banyak membuang waktu untuk mengagumi bangsa lain dan mengejek bangsa sendiri.

 

 

Kalau ada bangsa lain yang maju mengelola kekayaan bangsa indonesia, kita begitu mengangguk-ngangguk sampai kepala terbentur tembok, sebab mengangguk-ngangguk kagum tanpa pernah mau meningkatkan produktifitas.

Namun kalau ada anak bangsa sendiri, yang dengan cerdas dan produktif, ingin meningkatkan produktifitas bangsa sendiri malah dicari-cari kekurangannya. Memang yang mencari-cari kekurangan tidak pernah terlihat kekurangannya, sebab memang tidak pernah berbuat. Bagaimana pernah kelihatan kekurangan, berbuat saja juga tidak.

Dan kalau ada anak bangsa sendiri yang sedikit melakukan kesalahan saja dalam mengelola produktifitas bangsa sendiri, maka ramai-ramai dilecehkan dengan aneka analisa, yang seakan-akan jauh lebih tahu. Dampaknya adalah anak-anak bangsa yang ingin berbuat baik, menjadi ragu untuk berbuat.

Sahabat CybeMQ

Sekitar tahun 1975, saya pernah berkesempatan silaturahmi ke Pondok Gontor Ponorogo, saat itu ada kalimat yang belum banyak saya pahami, saat itu hanya terpikir kalimat pendek, dibolak-balik, dan lucu kendengarannya. Namun setelah saya masuk SMP sekitar tahun 1977, baru sedikit memahami dan sangat senang dengan kalimat pendek yang dibolak balik. Kalimat itu berbunyi:”Berani Hidup Tak Takut Mati, Takut Mati Jangan Hidup, Takut Hidup Mati Saja”.

Kalimat ini sangat luar biasa. Kita sudah ditakdirkan Tuhan untuk hidup, maka tidak boleh takut mati, yang penting berusaha untuk mempersiapkan kematian. Kalau takut mati, jangan hidup, sebab setiap yang hidup, pasti mati. Dan yang terakhir adalah kalau takut hidup mati saja, ini merupakan kata dashyat penyemangat hidup.

Berani hadapi tantangan ”Bersumpah pemuda” !!! Dan berani menghadapi hidup? Atau kita termasuk pemuda-pemuda yang akan disumpahi zaman. Sebab zaman berkembang, kita malah mengecil. Bagaimana pendapat sahabat ???

Masrukhul Amri: Seorang Knowledge Entrepreneur-pengusaha gagasan, bertempat tinggal di hp. 0812-2329518, Aktivitas sehari-hari sebagai Konsultan Manajemen Stratejik-Alternatif dan Director The Life University; Reengineering Mindsets - Unlocking Potential Power. Spesialis konsultasi alternatif di beberapa perusahaan nasional dan multi nasional MBA-Main Bersama Amri di CyberMQ dan dosen tamu di beberapa perguruan tinggi di Bandung dan luar Bandung. Mottonya adalah mari sama-sama belajar menjadi yang terbaik. Website http://amri.web.id http:/masamri.multiply.com e-mail : amri{at}mq{dot}



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Gagal Yang Sukses
Selasa, 10 Desember 2013 05:17 WIB
Dunia Semakin Sempit, Hati Harus Semakin Luas
Selasa, 12 November 2013 06:04 WIB
Maafkan Aku, Ayah dan Ibu.!
Senin, 20 Mei 2013 06:13 WIB
Kesalahan Pola Hati
Kamis, 27 Mei 2010 13:41 WIB