Begitu juga kehidupan, terutama yang berkaitan dengan ketenangan hati dalam menghadapi hidup, sangat tergantung pada bagaimana kita membandingkan. Kalau salah membandingkan, maka siap-siap saja kita akan tidak pernah bahagia. Kemudian timbul pertanyaan, ”Siapakah pembanding” yang menyebabkan kita akan selalu dalam ketentraman hati?. Jawabnya sangat sederhana, yaitu: ”Tuhan kita tidak boleh mengecil”. Maksudnya adalah, meletak Tuhan dalam hati keimanan kita menjadi Tuhan Maha Besar. Ketika Tuhan, sudah Maha Besar dalam hati kehidupan kita, maka apun permasalahan kehiduan kita akan menjadi sangat lapang.
Ketika kami kedatangan tamu, kebetulan beliau penghasilannya sangat banyak dan berlimpah, sebab semua fasilitas keluarganya tercukupi oleh perusahaan, maka beliau bisa tersenyum dengan lebar, berjalannya sangat gagah, berbicaranya penuh optimistis dan lain sebagainya. Kemudian dua tahun berikutnya, perusahaan tempat dia bekerja bangkrut, sehingga temen saya ini gajinya harus dikurangi sangat drastis dan bahkan mau dirumahkan, maka saat itu beliau juga sering kerumah dengan wajah terlihat 10 tahun lebih tua dari usia sebenarnya. Sejak saat itu, beliau tidak pernah bahagia, tidak pernah optimis, wajah ketakutan seperti dikejar perampok. Ini terjadi karena Tuhannya mengecil. Yaitu secara tidak tersadarai, dirinya teracuni oleh bisikan kehidupan ”kalau penghasilan mengecil, dirinya akan kesulitan menghadapi hidup”.Padahal, gaji tidak sama dengan rizki.
Seorang kemantin baru, terlihat bahagia karena melihat pasangannya terlihat tampan dan cantik. Dua-duanya bekerja dengan penghasilan yang sangat cukup. Lima tahun berikutnya, karir suami sangat melejit, demi kebaikan perkembangan anak-anaknya, maka diputuskan pihak istri tidak bekerja. Setelah karir semakin melejit, dan sering melihat kehidupan lebih luas termasuk banyak wanita karir yang mengelilingnya, maka godaan setan tidak mampu dia tahan. Mulailah, membandingkan orang-orang yang disekelilingnya terlihat sangat cantik dibanding dengan istrinya yang dirumah. Ketika itu, Tuhannya mengecil, dan selalu membandingkan istrinya dengan orang-orang yang ada disekelilingnnya. Habislah kebahagiaannya kehiduannya.
Begitu juga sebaliknya, sekarang banyak tren baru, para istri karir, minta diceraikan oleh suaminya, sebab setelah dirinya berkarir melejit yang kebetulan pihak suami tidak begitu melejit dan bahkan penghasilannya berkurang, maka banyak para istri yang merasa bahwa keluarganya dipimpin oleh seorang suami yang kurang smart, kurang visioner dan lain sebagainya. Mulai saat itu, banyak wanita karir yang mulai disibukkan dengan pekerjaan baru, bukan hanya pergi ke kantor tapi juga pergi ke pengadilan untuk minta cerai. Ini terjadi karena, Tuhan dalam hatinya sudah mulai mengecil.
Sahabat CyberMQ
Hidup adalah pembanding, kalau salah dalam membandingkan, maka kehidupan kita tidak akan pernah tenteram. Masalah-masalah kecil akan terlihat sangat besar sebab ”Tuhan dalam hatinya” mulai mengecil. Namun bagi orang yang meletakkan ”Tuhan dalam hatinya” selalu Maha Besar, maka permasalahan apapun yang dihadapi dalam kehidupan akan terlihat sangat kecil. Akibat positifnya, kita akan selalu optimis dalam menghadapi kehidupan, apapun permasalahannya.
Hidup adalah pilihan pembanding, salah membandingkan siap-siap saja tidak pernah bahagia. Pembanding yang abadi adalah ”Tuhan Maha Besar”. Berani menghadapi metode pembanding yang benar !!! Bagaimana pendapat sahabat ???
Masrukhul Amri: Seorang Knowledge Entrepreneur-pengusaha gagasan, bertempat tinggal di hp. 0812-2329518, Aktivitas sehari-hari sebagai Konsultan Manajemen Stratejik-Alternatif dan Director The Life University; Reengineering Mindsets - Unlocking Potential Power. Spesialis konsultasi alternatif di beberapa perusahaan nasional dan multi nasional MBA-Main Bersama Amri di CyberMQ dan dosen tamu di beberapa perguruan tinggi di Bandung dan luar Bandung. Mottonya adalah mari sama-sama belajar menjadi yang terbaik. Website http://amri.web.id http:/masamri.multiply.com e-mail : amri{at}mq{dot}