Rizki Silaturrahmi

Amri Knowledge Entreprene | Kamis, 17 April 2008 09:03 WIB | 4.312 kali
Rizki Silaturrahmi
Agama mengajarkan, kalau ingin luas rizkinya, perbanyak silaturahmi. Terispirasi dengan pesan agama tersebut, saya mencoba mengambil pelajaran dari memperbanyak silaturakmi. Khususnya kasus perjalanan ke Jogjakarta tanggal 08-10 April 2008.

Pada tanggal 08 April 2008 pukul 08.00 WIB kami meluncur dari Bandung menuju Jogja menggunakan akomodasi kereta Lodaya. Seperti biasa, kemanapun pergi, speda selalu menemani. Perjalanan ke Jogja mendapat tempat duduk bersebelahan dengan seorang pedagang kerajinan yang dibuat di Jogja kemudian disebar ke Jakarta, Bandung dan beberapa tempat lainnya.Tidak besar memang bisnisnya, tapi sudah bisa mencukupi keluarga, walaupun seadanya. Selama perjalanan menuju jogja, separuh waktu saya gunakan untuk nongkrong di resotrasi, tujuannya agar banyak kenal dengan temen-temen kereta yang mengelola restorasi sambil mengecas hp yang sudah kehausan minta makan listrik. Salah satu Rizki yang didapat adalah ketika bepergian jangan hanya diam, cari kenalan sebab disitu banyak ilmu lapangan yang tidak diajarkan di buku dan perkuliahan.

Alhamdulillah kereta tidak terlambat, sampai Jogjakarta pukul 15.15 WIB, kemudian sambil merakit sepeda di statsiun, kami dijemput saudara yang kebetulan ada titipan oleh-oleh dari Bandung. Saudara saya ini, dulu suaminya lulusan perkebunan, kemudian menjadi suervisor perkebunan kelapa sawit di Irian jaya kemudian pindah ke Bangka dan beberapa temat lain. Akhirnya mengundurkan diri sebab tidak nyaman dengan suasana perkembangan reformasi dan otonomi daerah yang mulai kebablasan pada saat itu. Kemudian memilih menetap kembali ke Jogjakarta, membuka perbaikan hp dan bisnis hp bekas, tapi sekarang malah jadi salah satu manajer area untuk produk telpun seluler tertentu. Salah satu rizki yang didapat adalah kita memang tidak boleh terjebak pada jurusan ketika dulu kuliah, sebab ahlinya tidak harus jurusannya, masih banyak potensi berkeliaran dalam diri kita.

Pukul 16.00 WIB, sesuai dengan janji, saya dijemput pesepeda dari Jogja, setelah sepeda dirakit, kami berdua langsung bersepeda melewati Maliboro, Alun-alun keraton, Taman Sari dan akhirnya menuju Pakualam, untk menikmati lesehan “Nasi Kucing”, yang harganya hanya seribu rupiah. Nasi kucing, hanya sebuah istilah, bukan berarti nasi dengan daging kucing. Kami berdua, habis Rp. 11. 000,- yang terdiri dari dua bungkus nasi kucing, Susu Jahe, ketan bakar, tahu bacem, tempe bacem dan lain sebagainya, saya sampai lupa jenisnya, pokoknya semuanya hanya habis sebelas ribu rupiah. Salah satu rizki yang didapat adalah kita tidak boleh banyak alasan untuk tidak bisa hidup dan menuntut ilmu, sebab masih banyak makanan murah dan bergizi untuk menguatkan otot-otot fisik dan pikiran agar kita tetap berani menghadapi hidup.

Pukul 19.00 WIB kami pergi ke temat pesta pernikahan, berjumpa dengan banyak teman yang sekitar 14 tahun tidak ketemu. Kami berpisah, ketika sebagian besar mereka masih SMA, dan sekarang sudah banyak yang jadi direktur, dosen S-2 di perguruan tinggi terkenal di Jogja dan sebagaian kecil yang masih menganggur, rata-rata mereka sudah punya anak dua. Salah satu rizki yang didapat adalah banyak diantara mereka dulu lulus dengan nilai ketika di SMA sangat biasa-biasa saja, bahkan sedikit kurang, dan itupun karena dibantu dengan tambahan tugas. Sekarang banyak yang sukses, mungkin kebanyakan mereka sangat lulus dalam universitas kehidupan.

Pada tanggal 09 April 2008 mulai pukul 05.15 WIB kami menikmati suasana kota Jogja dan dilanjutkan bersepeda sampai ke Kaliurang. Kami diantar oleh seseorang yang punya kios di Malioboro dari hasil rekomendasi temen-temen di B2W Jogja. Kami berdua menuju dekat pasar Kaliurang hanya berdua melalui perkebunan penduduk dan sawah-sawah. Setelah sampai ditempat istirahat, yaitu warung tempat pesepeda berkumul, kami bertemu dengan tiga orang pesepeda. Akhirnya kami diantar mereka bertiga untuk menuju Kaliurang atas, sedangkan temen saya yang punya kios di Malioboro tidak ikut, sebab harus membuka kiosnya. Pukul 13.30 WIB kami sudah sampai kota Jogja lagi dan langsung menuju Malioboro untuk belanja oleh-oleh baju batik di temen yang mengantar tadi. Rizki yang didapat adalah bersepeda dihari kerja kita akan bertemu dengan pengusaha. Saya bertemu pengusaha kios kaki lima di Malioboro, foto grafer, pengusaha pemasangan atap, dan surviyor. Dan alhamdulillah, saya belanja pakaian batik untuk oleh-oleh keluarga tidak harus pusing-pusing menawar, sebab mereka sahabat baru ketika sama-sama bersepeda di ke Kaliurang.

Pada tanggal 09 April pukul 19.30 WIB, saya sudah sampai staiun Jogja, sebab kereta berangkat pukul 20.30 WIB, tapi rupanya kereta berangkat pukul 20.30 WIB baru dari Solo, bukan dari Jogjakarta. Jadi kami terlalu awal datang. Justru kesalahan ini, menyebabkan banyak kenalan di Statiun Jogja. Pukul 21.30 WIB kereta Lodaya dari Solo sudah datang. Alhamdulillah dikereta kami bersebelahan dengan mahasiswi dari Bandung yang kuliah di Jogjakarta. Selama perjalanan kami ngobrol apa saja. Setelah lelah ngobrol apa saja, saya menyelesaikan janji diri yaitu menghabiskan Novel Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata yang lagi terkenal itu. Sahabat mahasiswi ini, saya beri pijam majalah Marketing edisi No. 04/VIII/April/2008 yang membahas tentang “Top Female Marketers”yang saya beli ketika masih di Bandung. Rizki yang didapat selama perjalanan pulang ke Bandung adalah berjumpa mahasiswi yang sangat cerdas dan luas wawasannya, rupanya saya agak kenal juga dengan Bapaknya. Disamping itu, mengingatkan saya untuk segera mempersiapkan biaya kuliah untuk anak-anak, sebab beberapa tahun lagi akan kuliah. Khusus pulang ke Bandung, juga dapat ilmu baru, yaitu roda kereta ada masalah, sehingga kereta sampai Bandung sangat telat. Akhirnya teringat dengan lagu Iwan Fals, tetang kereta yang telat itu sudah biasa.

Sahabat CyberMQ

Peluang rizki itu ada dimana-mana, dan rizki itu bukan hanya uang, uang hanya sebagian kecil dari rizki. Jejaring kehidupan adalah rizki yang tak terbatas, salah satu muaranya, kalau kita pandai mengelola, nanti akan muncul rizki dalam bentuk uang juga.

Berani hadapi tantangan punya keyakinan terhadap pesan agama “Kalau ingin dilapangkan rizkinya, perbanyak silaturahmi” !!! Atau seumur hidup kerja keras dengan tetap sempit rizki karena jarang silaturahmi!!! Bagaimana pendapat sahabat ???

Masrukhul Amri: Seorang Knowledge Entrepreneur-pengusaha gagasan, bertempat tinggal di hp. 0812-2329518, Aktivitas sehari-hari sebagai Konsultan Manajemen Stratejik-Alternatif dan Director The Life University; Reengineering Mindsets - Unlocking Potential Power, TIM Daarut Tauhiid Bandung, sampai sekarang mengasuh acara MQ Enlightenment di 102.7 MQ FM. Spesialis konsultasi alternatif di beberapa perusahaan nasional dan multi nasional MBA-Main Bersama Amri di CyberMQ dan dosen tamu di beberapa perguruan tinggi di Bandung dan luar Bandung. Mottonya adalah mari sama-sama belajar menjadi yang terbaik. Website http://amri.web.id e-mail : amri{at}mq{dot}



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Gagal Yang Sukses
Selasa, 10 Desember 2013 05:17 WIB
Dunia Semakin Sempit, Hati Harus Semakin Luas
Selasa, 12 November 2013 06:04 WIB
Maafkan Aku, Ayah dan Ibu.!
Senin, 20 Mei 2013 06:13 WIB
Kesalahan Pola Hati
Kamis, 27 Mei 2010 13:41 WIB