Alasanologi

Amri Knowledge Entreprene | Jum'at, 22 Februari 2008 11:15 WIB | 3.181 kali
Alasanologi

Alasanologi adalah sebuah penyakit yang menggerogoti peluang produktivitas kehidupan kita. Prilaku orang-orang yang kena penyakit alasanologi adalah berkecenderungan untuk membuat aneka alasan yang seakan-akan rasional, padahal sebenarnya tidak rasional, hanya seakan-akan rasional saja.

Seorang dosen sudah enam tahun mengajar disalah satu perguruan tinggi, saya tanya:”Sudah ngambil S-2 atau S-3 belum?”, dengan analisa SWOT-nya yang begitu lancar dengan data-data sangat teliti, beliau menjawab yang intinya tidak mungkin mengambil S-2 dan S-3. Padahal, kalau mau jujur secara hati nurani, bukan tidak mungkin untuk mengambil S-2 atau S-3. Beliau, hanya terjebak oleh virus alasanologi yang dibuatnya sendiri.

Sering saya bertanya kepada temen-temen yang dari lahir sampai usia 30 tahun, tidak pernah pergi kemana-mana kecuali hanya didaerahnya sendiri, ada yang di desanya sendiri, kecamatannya sendiri, kabupatennya sendiri, propinsinya sendiri, bahkan negaranya sendiri. Sebagaian besar, kita semua tidak pergi kemana-mana, bukan tidak ada uang dan kesempatan. Namun, penyakit alasanologi, telah menggerogoti jembatan untuk pergi, diluar daerah diri kita lahir.

Ada seorang sahabat yang sudah saya kenal lebih dari 3 tahun, setiap saya kerumah atau berjumpa di jalan, keluahannya adalah tidak punya uang. Bahkan usianya sudah hampir tiga puluh tahun, tetap saja belum  berpenghasilan. Ketika saya Tanya mengapa tidak bekerja, jawabannya sangat khas dan detil banget, yaitu :”Sulit cari kerja”. Padahal setiap detik kehidupan, selalu saja banyak pekerjaan. Memang tidak semua pekerjaan akan menghasilkan uang secara langsung, namun mencabut rumput dihalaman rumah agar tampak bersih, juga merupakan pekerjaan. Salah satu hasilnya adalah “keringat” yang sangat menyehatkan. Sahabat saya ini, selalu tidak punya penghasilan dan uang, disebabkan kena penyakit flu alasanologi.

Sebuah keluarga, selalu mengeluh karena penghasilannya sangat kurang untuk pendidikan anak-anak, dan makan gizi keluarganya. Setelah saya amati, sebenarnya bukan uangnya yang kurang sehingga tidak bisa membiayai anak-anaknya sekolah dan makan gizi keluarganya. Namun, dirinya terserang virus alasanologi. Setelah dilihat kerumah, beberapa meter tanah dihalaman rumah belakang samping dan depan, kalau mau menanam banyam, cabe, terong, dan aneka sayuran lain, keluarganya akan sering berkesempatan makan gizi dan dana keuangan untuk  membeli makanan gizi, bisa ditransfer untuk keperluan biaya sekolah anak-anaknya.

Sahabat CyberMQ

Memang penyakit alasanologi, sering menggerogoti kehidupan kita, seperti gaya penyakit AID, bahkan lebih sulit diketahui daripada penyakit AID, sebab penyakit AID baru ketahuan penyakitnya sekitar 10-15 tahun berikutnya. Kecuali kalau sengaja  tes darah.

Penyakit alasanologi, sering terasa dampaknya setelah menempuh waktu lebih dari tiga puluh tahun dan bahkan lebih. Juga tidak jarang diantara kita, sampai meninggalpun belum sadar bahwa diri kita banyak terjangkit penyakit-penyakit alasanologi.

Berani hadapi tantangan untuk segera deteksi dini terhadap penyakit alasanologi !!! Atau seumur hidup tanpa karya nyata yang berarti bagi kehidupan. Bagaimana pendapat sahabat???

Masrukhul Amri: Seorang Knowledge Entrepreneur-pengusaha gagasan, bertempat tinggal di hp. 0812-2329518, Aktivitas sehari-hari sebagai Konsultan Manajemen Stratejik-Alternatif dan Director The Life University; Reengineering Mindsets - Unlocking Potential Power, TIM Daarut Tauhiid Bandung, sampai sekarang mengasuh acara MQ Enlightenment di 102.7 MQ FM. Spesialis konsultasi alternatif di beberapa perusahaan nasional dan multi nasional MBA-Main Bersama Amri di CyberMQ dan dosen tamu di beberapa perguruan tinggi di Bandung dan luar Bandung. Mottonya adalah mari sama-sama belajar menjadi yang terbaik. Website http://amri.web.id e-mail : amri{at}mq{dot}

 



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Gagal Yang Sukses
Selasa, 10 Desember 2013 05:17 WIB
Dunia Semakin Sempit, Hati Harus Semakin Luas
Selasa, 12 November 2013 06:04 WIB
Maafkan Aku, Ayah dan Ibu.!
Senin, 20 Mei 2013 06:13 WIB
Kesalahan Pola Hati
Kamis, 27 Mei 2010 13:41 WIB