Tadi pagi, seperti biasa, agar badan tidak pegal-pegal, melakukan perjalanan menghirup udara segar, ditemani sepeda. Sebab anak-anak sudah berangkat sekolah dan istri sedang sibuk dengan aktivitas kesehariannya. Pukul 06.30 WIB, sepeda sudah siap untuk dikayuh menuju Lembang Bandung, dengan aneka tanjakan beraspal, tanah dan singgel track. Selama perjalanan itu, kami menjumpai banyak bertebaran pencerahan.
Pertama, tiga puluh menit perjalanan kami berjumpa dengan seseorang yang “maaf”, wajahnya sangat tidak beraturan, sebab semacam ada tumor jinak yang menutupi hampir separuh dari wajahnya. Beliau sedang, memasarkan aneka permainan anak-anak yang sangat sederhana, untuk menyambung hidupnya. Walaupun wajah “muka” sangat tidak beraturan dan banyak orang takut dan jijik melihatnya, namun yang sangat luar biasa adalah wajah “hatinya” begitu sangat indah. Salah satu buktinya adalah beliau masih berusaha untuk tentap ramah dan tersenyum kepada siapapun, tanpa khawatir banyak orang yang takut dan jijik melihat wajahnya. Beliau masih punya harga diri, untuk tidak meminta-minta belas kasihan orang. Makan, dari hasil keringat sendiri, dari transaksi mainan anak-anak yang sangat tidak seberapa keuntungan. Sahabatku, engkau sangat mencerahkan kehidupanku.
Kedua, tiga puluh menit berikutnya, dampak dari mengayuh sepeda di area yang banyak tanjakan, keringat mulai membasahi seluruh tubuh. Pada saat itu, kami bertemu dua orang yang saling berbincang-bincang. Karena perbincangannya sangat santai namun serius, mereka tidak melihat kedatangan saya, walaupun sepeda sudah mendekati mereka. Ketika kami sapa, mereka baru sadar kalau ada yang datang. Perbincangan dua insan ini, rupanya berisi tentang saling “curhat” keadaan diri dan keluarganya. Orang pertama, mencurahkan isi hatinya, karena istrinya sudah bertahun-tahun sakit kangker payu dara dan sekarang sudah menjalar ke paru-paru, tangannya sebelah kiri sudah mulai lumuh. Awalnya, sakit kangker ini tidak terlalu berat, namun akibat kangker ini, sangat meresahkan istrinya. Akibatnya, sang istri mengalami gangguan kejiwaan. Sedangkan orang kedua, mencurahkan isi hatinya, tentang mertuanya yang sudah seminggu ini mengalami penyakit kangker di leher dan harus di kemo terapi, sedangkan biaya yang diperlukan sangat banyak. Dua orang ini, memang saling mencurahkan isi hati, dan akhirnya kamipun ikut bergabung untuk mendengarkan curahan isi hati. Sahabatku, engkau sangat mencerahkan kehidupanku, engkau tidak pernah menampakkan, kesulitanmu kepada semua orang dan engkau juga tidak meminta belas kasihan. Walaupun, engkau juga tidak menolak pemberian orang lain, demi pengobatan itu.
Ketiga, ketika kami mau pulang kerumah, diperjalanan berjumpa dua mahasiswi yang sedang membawa dua box kue donat, makasiswi ini sedang berusaha untuk mencari uang tambahan, disamping uang kiriman dari orang tua. Mereka sangat sadar, kalau dana yang dikirim dari kampung halaman, sebenarnya sudah cukup. Namun, kecukupan dana dari orang tua, tidak menyebabkan mental syaraf kemandiriannya menjadi tumul dan mati. Beliau ingin mencari uang tambahan, agar bisa membeli buku-buku tambahan diluar jurusan mereka kuliah.
Hal ini, mengingatkanku 15 tahun yang lalu, harus merantau ke Bandung, sambil jualan minyak wangi dan diusir oleh dosen, karena beliau “muntah”, mencium bau minyak wangi yang sangat beraneka ragam itu. Maaf pak. Dosen, kalau saya menganggu Bapak. Alhamdulillah empat hari yang lalu, kami berjumpa dengan dosen itu, akhirnya diantara kami saling mencurahkan isi hati dan tertawa mengenang kejadian itu. Waktu itu, saya sangat bersalah kepada Pak. Dosen ini, karena badanku bau minyak wangi yang tidak beraturan. Sahabat penjual donat, sangat mencerahkan kehidupanku
Sahabat CyberMQ
Pencerahan itu, bertebaran dimana-mana, oleh karena itu marilah kita setiap hari melihat suasana dimanapun kita berada sebagai sumber pencerahan. Harapan kita, agar fisik kita sehat dan hati kehidupan kita juga sehat. Sehingga tidak merasa, diri kita yang hidupnya paling sulit.
Berani hadapi tantangan untuk selalu bertebaran dimuka bumi mencari pencerahan atau bangun kita kedahuluan ayam berkokok dan setelah bangun tetap saja diatas kasur sambil mengeluh, karena suasana hujan???. Bagaimana pendapat sahabat !!!
Masrukhul Amri: Seorang Knowledge Entrepreneur-pengusaha gagasan, bertempat tinggal di hp. 0812-2329518, Aktivitas sehari-hari sebagai Konsultan Manajemen Stratejik-Alternatif dan Director The Life University; Reengineering Mindsets - Unlocking Potential Power, TIM Daarut Tauhiid Bandung, sampai sekarang mengasuh acara MQ Enlightenment di 102.7 MQ FM. Spesialis konsultasi alternatif di beberapa perusahaan nasional dan multi nasional MBA-Main Bersama Amri di CyberMQ dan dosen tamu di beberapa perguruan tinggi di Bandung dan luar Bandung. Mottonya adalah mari sama-sama belajar menjadi yang terbaik. Website http://amri.web.id e-mail : amri{at}mq{dot} co{dot}id