Wajar Kalau Tidak Sukses
Banyak orang ingin sukses, tentunya sukses dalam arti yang seluas luasnya. Salah satunya adalah penjabaran dari doa:”Ya Allah berilah hamba-Mu kebaikan di dunia, kebaikan di Akhirat, dan jauhkanlah hamba-Mu dari api neraka. Sedangkan beberapa ulama menyebutkan indikator dunia yang baik itu terdiri dari punya istri atau suami yang baik, anak-anak yang baik, badan sehat, rizki halal, tetangga yang baik, dan ilmu yang bermanfaat. Kesempatan ini hanya membahas sekilas contoh wajar kalau tidak sukses dari sektor rizki halal dan tetangga yang baik.
Suatu ketika, kami punya temen yang mengeluhkan karena kontrakannya sempit, becek dan lingkungannya sangat bising. Karena keluhan ini sering dilontarkan, akhirnya kami tergerak untuk mencarikan tempat yang layak untuk ditempati. Ketika sudah memndapatkan tempat yang sangat layak menurut ukuran saya dan temen-temen, akhirnya kami informasikan kepada teman yang mengeluh dengan sempitnya tempat yang selama ini di tempati.
Ketika sahabat saya ini setuju atas penawaran rumah itu, apalagi pemilik rumah tidak meminta pembayaran apapun, asal rumahnya dirawat dengan baik. Karena kebetulan, pemilik rumah ini, rumahnya banyak.
Ketika sudah satu minggu menempati tempat itu, kemudian kami berkunjung untuk menanyakan kondisi tempat tinggal barunya. Suatu jawaban yang sangat mengejutkan adalah dia berkomentar:”Takut sepi”. Padahal tidak sepi menurut ukuran saya. sebab rumah itu berada di komplek perumahan, yang semuanya sudah ditempati.
Dia berkomentar lagi: “Dingin banget”. Sebenarnya tidak dingin amat, sebab penghuni yang lain di komplek itu, tidak satupun mengeluh kedinginan”. Bahkan, banyak yang mengatakan bahwa tempat di prumahan itu sangat sejuk. Disamping itu, ketika pagi-paki berbelanja sayur dengan tetangga-tetangga yang lain, dia berkomentar lagi: “Capek, jalannya nanjak”. Padahal sebenarnya jarak menuju tempat belanja sayur hanya sekitar 200 M, dan sedikit ada tanjakan wajar, seperti tanjakan-tanjakan pada umumnya. Masih banyak lagi aneka keluhan-keluhan lainnya.
Sahabat CyberMQ
Ucapan-ucapan yang terlontar terus menerus, nantinya akan menjadi prilaku. Prilaku-prilaku terus menerus, nantinya akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan-kebiasaan terus menerus, nantinya akan menjadi karakter. Karakter-karater terus-menerus, akhirnya menjadi diri kita sekarang.
Kalau kita lihat dari keluhan-keluhan, ketika rumahnya sempit serta becek dan ketika sudah mendapatkan tempat tinggal gratis yang baru, maka bisa ditarik kesimpulan sederhana, yaitu :”Wajar kalau hidupnya tidak pernah sukses”, karena prilakunya sendiri.
Berani hadapi tantangan untuk segera merubah cara berpikir dalam menghadapi hidup atau memilih menjadi manusia generasi “Wajar kalau tidak sukses”. Bagaimana pendapat sahabat !!!