Setiap tahun, kita memasuki tahun baru hijriah. Secara jujur hampir setiap pergantian tahun baru, belum tentu pola pemikiran kita dalam menghadapi hidup juga ikut berubah menjadi baru. Ketika kita tidak pernah berubah menjadi baru, sesuai dengan tuntutan zaman, maka kehidupan kita menjadi tetap miskin dan tetap miskin saja.
Sudah jadi dosen sampai 20 tahun dan bahkan sampai hampir pensiun, tetap saja tidak membuat buku yang bisa digunakan bagi kampus dimana kita mengajar dan lebih bagus lagi kalau pembuatan bukunya bisa dijadikan acuan perguruan tinggi yang lain. Miskin gagasan pembuatan buku khok dipelihara.
Bagi kita yang jadi da’i sampai 20 tahun dan bahkan sampai akhir hayatnya, tetap saja tidak membuat buku yang bisa digunakan sebagai salah satu bacaan bagi ummat. Minimal membuat buku tentang tuntunan doa, sebab membuat buku tentang tuntunan doa sangatlah mudah, sebab dari dulu sampai sekarang doa makan tidak akan ditukar dengan doa masuk kamar kecil. Miskin gagasan pembuatan buku untuk bacaan ummat khok dipelihara.
Kita lahir sudah banyak yang berumur di atas 20 tahun, bahkan banyak diantara kita sudah 40 tahun ke atas, bahkan ada yang sudah lebih dari 60 tahun. Belum banyak diantara kita yang sudah menjelajah daerah-daerah atau negara-negara lain agar banyak kenal dengan berbagai suku dan bangsa. Bahkan daerah satu kecamatan saja, baru kita ketahui sekitar sepuluh persen. Miskin petualangan agar kenal banyak bangsa dan suku khok dipelihara.
Banyak juga diantara kita, bangga dengan hanya memiliki satu disiplin ilmu saja. Bahkan gelar ditulis di kartu nama atau ditempat-tempat lain, sehingga dirinya tidak pernah lebih pandai dari gelarnya. Padahal, Rasulullah bersabda:”Serahkan segala sesuatu sesuai dengan ahlinya”, hadist itu tidak tertulis, serahkan segala sesuatu sesuai dengan jurusannya. Miskin keilmuan multidisipliner, untuk menghadapi hidup yang multi masalah khok dipelihara.
Begitu juga dari usia 10 tahun bahkan kurang, sampai usia 50 tahun, beribu-ribu cita-cita, tinggal cita-cita, karena tidak punya nyali keberanian untuk segera bergerak merealisasikan cita-cita dengan segala resikonya. Akhirnya, hidup terkubur oleh cita-citanya sendiri. Miskin prestasi khok dipelihara.
Sahabat CyberMQ
Hidup kita harus kaya, dan kaya bukan berarti hanya kaya harta. Kaya, harus kita artikan sebagai kekayaan apapun yang benar dan bermanfaat optimal bagi kehidupan ini.
Berani menghadapi tantangan detik perdetik untuk menjadi kaya …. kaya … kaya … dan harus kaya!!!. Miskin khok dipelihara, bagaimana pendapat sahabat ???