Intelegence Financial Behavior

Amri Knowledge Entreprene | Rabu, 29 Maret 2006 14:14 WIB | 4.201 kali
Intelegence Financial Behavior

Kalau kita dalam pengelolaan keuangan dengan pendekatan intelegensi, biasanya prilaku kita sangat rasional secara matematis. Prilaku kehidupannya adalah hitungan matematis. Maka, kalau kita kekurangan keuangan, aktivitas yang dilakukan adalah menghemat. Tidak salah memang, hidup menghemat. Namun, menghemat adalah cara paling tradisonal untuk bertahan hidup.
  
Bagi kita yang keuangannya sangat baik dan prilaku kita dalam mengahadapi keuangan secara intelegensi juga baik, maka uang itu akan bermanfaat secara optimal. Keuangan dari hasil kita sebagai karyawan, konsultan, bisnis dan investor akan tersalurkan pada jalur-jalur secara benar dan optimal.
  
Bagi kita yang keuangannya sangat baik, namun prilaku kita dalam menghadapi keuangan secara intelegensi sangat kurang, maka prilaku kita dalam menghadapi keuangan adalah sangat hura-hura atau mengeluarkan uang kepada pos-pos yang tidak perlu. Biasanya kita ingin dianggap sebagai karyawan, konsultan, pembisnis, dan investor sukses dengan cara memasang label-label dalam diri dan system kita dengan cara membeli barang-barang yang sebenarnya tidak perlu sekali.
  
Bagi kita yang keuangannya sangat kurang, namun prilaku kita dalam menghadapi keuangan secara intelegensi sangat baik, maka prilaku kita untuk bertahan hidup sebagai karyawan, konsultan, pebisnis, dan investor sangat menghemat. Namun, apabila menghemat yang berlebih dan dilakukan dengan cara yang salah akan mengurangi produktivitas. Intinya adalah, menghemat merupakan cara paling tradisional untuk bertahan hidup.
  
Sedang bagi kita yang keuangannya sangat kurang dan prilaku kita dalam menghadapi keuangan secara intelegensi juga sangat kurang, maka prilaku kita untuk bertahan hidup sebagai karyawan, konsultan, pebisnis, dan investor akan kacau optimal. Yaitu sebuah prilaku yang kelihatannya rasional, padahal yang kita anggap rasional itu tidak masuk akal. Biasanya kita akan merasionalkan hal-hal yang tidak rasional.
  
Banyak diantara kita yang keuangannya sangat kurang baik dalam posisi sebagai karyawan, konsultan, pebisnis, dan investor, dan ini terjadi secara terus menerus, maka prilaku kita untuk bertahan hidup yang dulunya rasionalpun akan bisa menjadi tidak rasional.

Sebagai contoh, ketika kita sebagai karyawan, konsultan, pebisnis, dan investor yang mengalami kekurangan keuangan dan dalam tekanan secara terus menerus biasanya rasionalitas kita menjadi irasional. 
  
Banyak diantara kita yang berpendidikan tinggi atau juga tidak berpendidikan sama sekali, hidupnya selalu merasionalkan hal-hal yang tidak rasional, yaitu berprilaku main judi dan sebangsanya.
  
Bahkan, untuk mendapatkan uang, kita rela untuk bertanya kepada, maaf, “orang gila” dalam arti yang seluas-luasnya yang ada di jalan-jalan kehidupan. Ketika orang gila itu menjawab seadanya, dengan gembira kita akan mencatat dan mempercayainya.
  
Sahabat CyberMQ,
  
Mari kita petakan prilaku keuangan kita secara intelegensi “Intelegence Financial Behavior” , agar dalam mensikapi kehidupan pemenuhan kebutuhan, bisa berprilaku secara benar.
  
Berani hadapi tantangan keuangan sangat baik dan prilaku kita sebagai karyawan, konsultan, pebisnis, dan investor dalam mengahadapi keuangan secara intelegensi juga sangat baik ??? Atau kita akan hidup selalu terjebak kekurangan keuangan dan berprilaku untuk mendapatkan keuangan secara irasional, bagaimana pendapat sahabat !!! 
  
Masrukhul Amri: Seorang Knowledge Entrepreneur-pengusaha gagasan, bertempat tinggal di hp. 0812-2329518, Aktivitas sehari-hari sebagai Konsultan Manajemen Stratejik-Alternatif dan Director The Life University; Reengineering Mindsets - Unlocking Potential Power, TIM Daarut Tauhiid Bandung, sampai sekarang mengasuh acara MQ Enlightenment di 102.7 MQ FM. Spesialis konsultasi alternatif di beberapa perusahaan nasional dan multi nasional, MBA-Main Bersama Amri di CyberMQ dan dosen tamu di beberapa perguruan tinggi di Bandung dan luar Bandung. Mottonya adalah mari sama-sama belajar menjadi yang terbaik. e-mail : amri@mq.co.id
  
  
  
  
  



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Gagal Yang Sukses
Selasa, 10 Desember 2013 05:17 WIB
Dunia Semakin Sempit, Hati Harus Semakin Luas
Selasa, 12 November 2013 06:04 WIB
Maafkan Aku, Ayah dan Ibu.!
Senin, 20 Mei 2013 06:13 WIB
Kesalahan Pola Hati
Kamis, 27 Mei 2010 13:41 WIB