Balasan Kebaikan

Kamis, 14 Juni 2012 08:02 WIB | 7.692 kali
Balasan Kebaikan

"Tidak akan ada kekecewaan selama kebaikan terus dilakukan dan disampaikan, dia akan terbalas dengan kebaikan lainnya, tetapi jika balasan kebaikan itu belum juga  datang maka jangan khawatir karena dia akan dibalas dengan yang lebih baik."

Seorang diri berada di kota besar bukanlah sesuatu yang mu- dah. Belum mendapatkan pekerjaan, beberapa lembar CV sudah dikirimkan namun panggilan kerja tidak kunjung datang. Sekiranya sudah beberapa hari di kota besar yang jauh 5 kali lebih besar dari kota asal membuatku bingung harus berbuat. Yang kusyukuri adalah semua ini menjadi bahan renungan serta motivasi untuk berusaha dan tidak menjadi bagian dari penyesalan. Aku yakin segala yang ada sudah tertuliskan pada lembar- lembar kehidupan di Lauhul Mahfudz. Tuhan berkehendak dan manusia berusaha sejauh mana yang dia bisa.

Suatu hari setelah Shalat Jumat salah seorang dari jamaah berdiri bersama dua lainnya kemudian duduk di depan menghadap para jamaah lainnya. Beliau mengumumkan bahwa ada dua orang saudara yang baru mengikrarkan diri dan menjadi muallaf. Keduanya akan kembali ke kampung halamannya di Sumatra dan membutuhkan bantuan dana. Kemudian beliau menghimbau jamaah untuk berkenalan dan mengucapkan salam serta bagi siapa pun yang memiliki kelebihan rezeki dan ingin membantu bisa memberikan langsung kepada yang bersangkutan.

Aku pun tersentuh mengingat petuah bijak seorang saudara mengatakan, "Tidak akan ada kecewaan selama kebaikan terus dilakukan dan disampaikan, dia akan terbalas dengan kebaikan lainnya, tetapi jika balasan kebaikan itu belum juga datang maka jangan khawatir karena dia akan dibalas dengan yang lebih baik."

Aku pun mendatangi kedua sahabat itu, bersalaman dan memberikan selembar uang yang ada di sakuku. Ketika memberikan aku berdoa, "Ya Tuhan, jika Engkau menghendaki maka jadikan diriku bermanfaat bagi orang lain

dan tunjukkan kepadaku untuk mencari rezeki yang halal untukku, keluargaku, dan untuk kebaikan dunia akhiratku."

Dia tersenyum kepadaku dan seketika mengatakan "Amin".

Aku terkaget dengan ucapannya, apakah dia melihatku berdoa sebelum memberikan? Jika "amin" itu untukku maka Semoga Tuhan mengabulkan "amin" nya orang-orang yang baru memeluk agama-Nya. Amin.

Belum beberapa langkah aku meninggalkan keduanya. Tiba- tiba ponselku berdering. Subhanallah, telepon itu dari sebuah perusahaan yang memanggilku untuk interview di perusahaannya sebagai HRD. Aku pun mengucap syukur yang tak terhingga seraya meneteskan air mata. Bukan karena panggilan perusahaan tersebut melainkan karena sebuah kesempatan itu hadir ketika doa dan amal tertunaikan. Sebagaimana orang yang berjalan lama, haus, kemudian mendapatkan air yang segar untuk diminum.

Syukurku terucap tak hentinya, hingga ponselku berdering kembali dengan isi sebuah undangan untuk mengisi kajian anak-anak usia sekolah dasar kelas 4 & 5 di sebuah balai kesehatan. Aku pun melakukan sujud syukur atas doa yang terkabulkan.

Syukur ketigakalinya adalah ketika istriku menyampaikan keceriaannya dan segala hal positif yang dialami di kantor barunya. Seperti energi positif yang beruntun didapat dari sebuah harapan.

Apakah ini sebuah kebetulan? Sepertinya tidak ada yang kebetulan di dunia ini



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Pengobatan Dengan Air Liur dan Tanah
Selasa, 27 September 2016 16:52 WIB
Kisah Mengharukan Anak Yang Membawa Hidayah
Selasa, 12 Januari 2016 11:25 WIB
Merengkuh Hidayah Menuai Ma`unah
Jum'at, 04 September 2015 14:45 WIB