Dia Maha Mengetahui Segalanya..

Selasa, 29 Mei 2012 11:25 WIB | 7.545 kali
Dia Maha Mengetahui Segalanya.. Sambungan dari.. Dokter Cinta..

Tujuh tahun berlalu sejak kejadian itu...

Salah satu agenda kegiatan kunjungan kami ke Hadramaut adalah berziarah kepada para sesepuh yang masih ada. Selain meminta nasehat, kami gunakan kesempatan yang berharga ini untuk memohon agar mereka berkenan mendoakan kami. Dan nama Hubabah Umairoh aku masukkan dalam daftar kunjungan tersebut.

Alhamdulillah, sekembalinya aku ke tanah air, aku mendapat kepercayaan setahun sekali dari sebuah biro perjalanan Haji dan Umroh untuk membimbing jemaah mereka yang hendak menunaikan ibadah umroh. Rombongan yang terdiri dari kurang lebih tiga puluh orang itu aku pimpin menunaikan ibadah umroh sekaligus berziarah ke negeri Hadramaut tempat aku dulu pernah menuntut ilmu.

Kami duduk dihadapan Hubabah Umairoh dan meminta beliau mendoakan kami. Beliau terlihat jauh lebih tua dari saat kutemui beberapa tahun silam. Keriput di wajahnya semakin dalam, hanya semangat dan kepercayaan dirinya terhadap Allah yang kulihat tetap sama.

Aku berusaha menterjemahkan percakapan rombonganku kepada beliau dan percakapan beliau kepada mereka. Dan ketika semuanya usai, aku berkata kepada beliau:

"Sekarang giliranku, Hubabah..." kataku sambil mendekat.

"Doakan Allah berkenan mengaruniakanku keturunan. Hampir 4 tahun aku menikah belum juga dikarunia anak."

Beliau mendengarkan dengan seksama lalu berujar dengan santai;

"Halimah...

Tidakkah kamu merasa hidup ini sudah begitu sibuk? Ada banyak hal di dunia ini menyibukkan kita dari ibadah kepada Allah. Dari 24 jam sehari semalam yang Allah berikan hanya beberapa jam yang tersisa kita gunakan untuk-Nya. Apakah engkau masih ingin menambah kesibukanmu pula dengan urusan anak?"

Aku tercenung mendengar ucapannya yang tak kusangka...

Beliau lalu melanjutkan:

"Aku menikah, dan dari sejak awal pernikahanku, aku selalu berharap jika dengan kehadiran anak-anak akan menyibukkan dari-Nya, maka tanpa karunia anakpun, aku tak apa-apa aku tak ingin disibukkan dengan selain-Nya."

"Tapi bukankah mereka akan menjadi penerus amal kebaikan kita tatkala kita mati nantinya?"kataku membela diri.

"Tak ada hal lain yang bisa menggantikannya? Ilmu yang kita ajarkan dan diamalkan bahkan oleh generasi mendatang setelah kita, doa orang banyak yang kita pernah berbuat baik kepadanya, amal jariyah yang kita lakukan dan kemanfaatannya terus dirasakan?"

Aku terdiam dan berpikir panjang...

Hubabah Umairoh tak menyisakan argumen untukku menjawab ucapannya.

"Tapi... tapi aku masih menginginkannya... walau mungkin hanya untuk sekedar kesempurnaan menjadi seorang wanita" kataku setengah terbata-bata.

"Benar anakku, Aku memahamimu... Karenanya aku akan tetap mendoakanmu.. namun yakin dan selalu percayalah; Bahwa apapun yang Dia pilihkan untukmu itu merupakan hal terbaik yang Dia karuniakan.  Dia mengetahui segalanya.. dan kita tidak mengetahui apapun sesungguhnya.."   

Kata-kata bijaknya selalu ku kenang sampai saat ini, dan sampai saat ini pula aku selalu berdoa kiranya Allah berkenan memanjangkan umurnya agar masih banyak orang-orang sepertiku yang bisa memetik pelajaran darinya. Tentang tujuan hidup sesungguhnya.. tentang tawakkal, tentang keikhlasan.. tentang segala hal.. meski entah, apakah orang seperti beliau berharap masih ingin lebih lama hidup di muka bumi ini atau justru sudah merindukan kematian sebagai jembatan pertemuannya dengan sang pencipta?

Dikutip dari buku Bidadari Bumi `9 Kisah Wanita Salehah` Penulis Halimah Alaydrus, Penerbit Wafa Production


Yuk Bagikan :

Baca Juga

Pengobatan Dengan Air Liur dan Tanah
Selasa, 27 September 2016 16:52 WIB
Kisah Mengharukan Anak Yang Membawa Hidayah
Selasa, 12 Januari 2016 11:25 WIB
Merengkuh Hidayah Menuai Ma`unah
Jum'at, 04 September 2015 14:45 WIB