"Sesungguhnya, kali an berdua
telah Kami ampuni dan dibebaskan dari siksa
neraka. Begitu pula dengan Manshur bin Amar, juga akan bersama kalian."
Manshur bin Amar, salah seorang
tokoh sufi dari tanah Arab, suatu ketika
menyampaikan nasihat
dalam sebuah forum pengajian. Tiba-tiba datanglah seorang peminta-minta ke forum itu. Tujuannya adalah untuk
meminta uang dari mereka sejumlah empat dirham. Maka,
Manshur bin Amar
pun berkata kepada para hadirin yang mengikuti
acara pengajian tersebut: "Barangsiapa yang bersedia memenuhi permintaan orang ini, maka
aku akan mendoakan baginya empat permohonan."
Pada saat itu,
ada salah seorang hadirin yang langsung berdiri. Ia adalah seorang budak
berkulit hitam. Majikannya bukanlah seorang Muslim, melainkan seorang Yahudi.
Budak itu ternyata memiliki uang sejumlah empat dirham dan uangnya ia bawa pada saat itu. Namun, sebelum ia menyatakan
kesanggupannya, budak itu mengajukm satu syarat kepada Manshur bin Amar.
Yakni, ia meminta agar empat macam doa yang akan dimohonkan oleh Manshur bin
Amar itu nanti haruslah sesuai dengan keinginannya.
Manshur bin Amar menyetujui usulan dari budak itu.
Maka, budak itu pun menyerahkan uangnya sejumlah empat dirham
itu kepada peminta-minta tadi. Kemudian ia duduk di hadapan Manshur bin
Amar untuk mengajukan permohonan yang ia mginkan. Setelah mendapat isyarat. Jari
Manshur bin Amar agar budak itu menyebutkan empat macam keinginannya, maka
budak itu pun berkata: "Wahai Tuan Guru, aku ini adalah
seorang budak. Aku mohon agar engkau mendoakan agar aku dimerdekakan oleh
majikanku. Itulah keinginanku yang pertama."
"Kemudian, keinginanku yang kedua adalah," lanjut
budak itu, "bahwasanya majikanku itu merupakan seorang Yahudi. Maka, doakanlah
baginya agar ia dapat memperoleh hidayah Allah dan memeluk agama Islam,"
ujar budak itu.
Selanjutnya, ia mengemukakan keinginannya yang ketiga.
"Aku ini sebetulnya adalah seorang fakir
miskin. Maka, aku ingin agar engkau mendoakanku menjadi orang yang
kaya. Sedang kekayaan yang kuperoleh itu nanti benar-benar merupakan anugerah
dari Allah melalui makhluk-Nya. Itulah permohonanku yang ketiga," katanya.
"Sedang permohonanku yang keempat, doakanlah aku agar
Allah mengampuni semua dosa-sosaku," ujar budak itu mengakhiri permintannya.
Manshur bin Amar pun memenuhi keinginan budak itu. Ia berdoa kepada Allah
sesuai dengan keempat permohonan budak tersebut.
Usai mendoakan bagi budak itu, Manshur bin Amar
melanjutkan pengajiannya hingga selesai. Sementara itu, tak ada yang terjadi
pada diri si budak itu hingga ia pulang ke rumah majikannya. Setibanya di rumah
majikannya, ia ditanya oleh majikannya tentang kegiatannya hari itu. Maka ia
pun bercerita tentang pengalamannya di forum pengajian Manshur bin Amar.
Termasuk empat
macam doa yang ia minta kepada Manshur bin Amar.
Mendengar kisah budaknya itu, sang majikan yang
beragama Yahudi itu menjadi terkesima. Hanya dengan empat dirham,
seseorang bisa memperoleh begitu banyak anugerah dan berkah, pikirnya.
Pada saat itu, masuklah sinar hidayah ke dalam hati sang majikan. Ia segera
memerdekakan budaknya itu dan mengucapkan syahadat di hadapan budaknya yang
sudah merdeka itu.
Tak hanya itu saja, majikan yang sudah Muslim itu juga
menyerahkan sebagian hartanya kepada mantan budaknya tersebut. Tinggal satu doa
saja yang belum diketahui apakah sudah terpenuhi ataukah tidak. Yakni, tentang
pengampunan dosa-dosa dari mantan budak itu.
Kemudian terdengarlah suara gaib dari sudut rumah itu
yang berkata: "Sesungguhnya, kalian berdua telah Kami ampuni dan dibebaskan dari
siksa neraka. Begitu pula dengan Manshur bin Amar, juga akan bersama kalian "
Alhasil, terpenuhilah empat doa yang dimohonkan oleh
Manshur bin Amar sesuai permintaan si budak tadi. Sesungguhnya, Allah adalah
Zat yang selalu mengabulkan doa hambanya. Di pintu ‘Arsy Allah, telah tertulis
kalimat "Aku mengabulkan doa hamba-Ku yang berdoa." Oleh karena itu, alangkah
meruginya mereka yang tak mau memanfaatkan doa sebagai jalan untuk memohon
ampunan Allah.
Akan tetapi perlu juga kita ingat sebagaimana yang
disabdakan oleh Rasulullah Saw. Bahwasanya
Allah tidak mengabulkan doa orang yang hatinya sedang lengah. Wa’lamu annallaha
ta’ala la yaqbalud-du a ’a min qalbin ghafilin
(Ketahuilah oleh kalian semua, bahwasanya Allah tidak akan mengabulkan doa dari
orang yang berhati lengah).
Pada
gilirannya, kembali lagi ke hati kita. Jangan biarkan hati kita lengah dari
mengingat Allah, agar Allah pun tidak melalaikan kita dari rahmat dan
ampunan-Nya.
Disadur dari buku
Mutiara Hikmah, Kisah Para Kekasih Allah, karya
Ummi Alhan Ramadhan Mazayasyah, Penerbit Darul Hikmah