Rasa Ingin....

Senin, 12 Maret 2012 00:00 WIB | 5.993 kali
Rasa Ingin.... Ini adalah kisah dimulai masa kecilku. Setahun setelah kelahiranku, Tuhan menakdirkan orangtuaku untuk menjemput rezeki dan ilmunya di kota itu. Aku pun diboyong kt Samaridna. Berbagai pengalaman hidup masa kecil banvak kudapat di sana. Setelah lulus dari bangku sekolah menengah pertama, aku diberangkatkan kembali ke kota Solo, kota kelahiranku. Tujuan orangtuaku pasti baik, mereka ingin agar kelak aku bisa menjadi seorang manusia yang mandiri dan bisa belajar mengatur waktu.

Selang setahun kemudian, adikku menyusul. Kami tinggal di sebuah kamar kecil serumah milik nenekku. Sepulang sekolah, keseharian kami diisi dengan tugas rutin seperti mencuci piring, baju bahkan menyetrika yang dilakukan serba sendiri ditemani hiburan musik dan berita dari radio.

Satu ketika kami guyon, "Dek, enak ya seandainya kita punya’ TV?" aku iseng bertanya setelah sekian lama memimpikan TV. Uang saku yang dikirim orangtua kami sisihkan sebagian.

Pada akhirnya, tabungan untuk membeli TV pun terpenuhi. Senangnya hati kami saat melihat jejeran TV berbagai ukuran yang terpajang di depan toko. Pada akhirnya, TV terbeli.

Lulus sekolah dan mulai kuliah, muncul ’rasa ingin’ lainnya. Tanpa disadari, rupanya hati ini sudah mulai banyak keinginan. Ingin mendapatkan perguruan tinggi favorit. Ingin mendapatkan pendamping hidup terbaik. Ingin mendapatkan tempat kerja yang lebih baik. Setelah menikah pun masih banyak keinginan. Ingin menjadi keluarga sakinah. Ingin memiliki sebuah rumah. Begitu banyak bahkan tak terhitung keinginan yang tidak, belum dan sudah terwujud.

Kenangan itu terlintas masih jelas, seperti menonton tayangan masa lalu. Hampir saja keinginan itu menutupi dan memadamkan Cahaya-Nya yang Maha Pengasih dan Penyayang. Yaa Allah, ampuni hamba-Mu ini yang telah melupakan syukur atas nikmat yang sudah terpenuhi. Engkau Maha Mengetahui apa yang belum kudapat dan apa yang sudah kudapat. Engkau jualah Yang Kuasa mengetahui seberapa pantasnya aku tidak mendapatkan keinginan yang kucari. Engkau adalah pemilih keinginan terbaik. Kini, kugantikan keinginan itu agar selalu senantiasa dekat dengan-Mu.... Aku pun tersadar, "Alhamdulillahirabbil aalamin...”

Disadur dari buku Tuhan Tidak Tidur, Penulis: Havabe Dita Hijratullail, Jimmy Wahyudi Bharata; Penerbit: PT Elex Media Komputindo


Yuk Bagikan :

Baca Juga

Pengobatan Dengan Air Liur dan Tanah
Selasa, 27 September 2016 16:52 WIB
Kisah Mengharukan Anak Yang Membawa Hidayah
Selasa, 12 Januari 2016 11:25 WIB
Merengkuh Hidayah Menuai Ma`unah
Jum'at, 04 September 2015 14:45 WIB