Gus Dur adalah mantan presiden yang super sibuk.
Bisa jadi, pagi hari dia berceramah di Surabaya, siang hari
menghadiri seminar di Makassar, dan malam harinya
menemui tamu-tamu yang berdatangan ke rumahnya di Ciganjur, Jakarta Selatan.
Tentunya, untuk berkunjung ke berbagai daerah ini, Gus Dur selalu menggunakan
pesawat. Dapat dikatakan, pesawat adalah rumah ketiga Gus Dur setelah rumahnya
di Ciganjur dan mobil yang mengantarnya. Andaikan Wright bersaudara masih hidup, maka pencipta
pesawat terbang ini tentu akan menemui Gus Dur sambil memberinya nobel.
Padahal, kondisi kesehatan Gus Dur sebenarnya
kurarig baik menurut dokter pribadinya. Mantan Ketua Umum PBNU ini disarankan
banyak-banyak istirahat demi kesehatannya.
Namun, apa
yang terjadi? Gus Dur tak mengindahkan saran dokter ini. Dia pun berusaha untuk
pergi menghadiri undangan seminar maupun ceramah.
Suatu saat Gus Dur harus opname beberapa hari di rumah
sakit. Setelah pulang dari rumah sakit, kembali Bapak Pluralisme ini ingin
bepergian. Para dokter menghindari larangan langsung kepada Gus Dur karena
biasanya tokoh demokrasi ini akan menjawab, "Ah... wong saya nggak apa- apa
kok!"
Karena langganan Gus Dur adalah pesawat, dokter pun
akhirnya ‘membujuk’ Gus Dur dengan mengatakan, "Gus, untuk sementara Anda
tidak boleh bepergian dengan pesawat."
"Ya... Pak Dokter," jawab Gus Dur.
Dengan memuji, dokter tersebut mengatakan, "Bagus kalau
begitu...."
Belum selesai dokter meneruskan kata-katanya, Gus Dur
nyeletuk, "Tapi saya sudah punya tiket kereta!"
Dokter: ????
Dalam hatinya, barangkali si dokter ini mengatakan, "Dasar Gus Dur!"
Disadur dari buku Tawa Aja Kok
Repot,
Penulis: M. Solahudin, Penerbit GARASI