Tabah Meskipun Mendapat Dua Musibah

Kamis, 27 Oktober 2011 00:00 WIB | 9.877 kali
Tabah Meskipun Mendapat Dua Musibah Salah satu kewajiban orang tua kepada anaknya adalah menikahkan sang anak ketika sudah sarnpai waktunya. Sebagai orang tua, Umar ibnul Khaththab amat memper­hatikan masalah ini.

Suatu ketika anak Umar ibnul Khaththab yang ber­nama Hafshah mengalami suasana duka karena suaminya meninggal dunia di medan perang, duka yang tampak­nya berkepanjangan. Hafshah tampak masih terus saja bersedih, meski suaminya sudah cukup lama meninggal dunia. Hal ini membuat Umar sebagai ayah merasa iba.

Umar pun memberanikan diri untuk berbicara kepada sahabat terbaik dan terdekat dengannya. Mulailah Umar menemui Abu Bakar ash-Shiddiq. Kepadanya diceritakan keadaan anaknya itu dan ia pun menawarkan kepada Abu Bakar untuk mau menikah dengan Hafshah yang sudah menjanda.

Mendengar hal itu, Abu Bakar hanya terdiam, la tidak berkata sepatah kata pun. Abu Bakar tampaknya tidak

mau, namun merasa tidak enak bila harus berkata tidak Umar kecewa atas penolakan Abu Bakar, tetapi ia berusaha untuk memaklumi.

Umar tidak berputus asa, ia pun mencoba mendatanngi Utsman bin Affan. Umar berkata seperti kala bertemu Abu Bakar. Ternyata Utsman yang menantu Rasulullah dan baru ditinggal mati oleh istrinya Ruqayyah binti Rasu­lullah mengatakan, "Saat ini aku belum membutuh wanita."

Setelah dua sahabat terbaik menyatakan penolakan untuk menikah dengan Hafshah, Umar pun memberanikan diri untuk berbicara kepada Rasulullah saw.. Ia ceritakan sikap dua sahabat itu lalu Rasulullah saw. menyatakan "Hafshah akan menikah dengan orang yang lebih baik dari Utsman dan Utsman akan menikah dengan wanita yang lebih baik dari Hafshah."

Setelah mendengar pernyataan Rasulullah itu, Umar menjadi amat gembira. Segera ia temui putrinya Hafshah dan mengabarkan bahwa Rasulullah akan menikahinya, Ini merupakan kehormatan dunia dan akhirat.

Kegembiraan itu ternyata betul-betul terwujud ka­rena Rasulullah akhirnya menikah dengan Hafshah binti Umar ibnul Khaththab.

 
Pelajaran yang bisa kita ambil dari peristiwa di atas adalah:


  1. Membangun kehidupan rumah tangga meru­pakan perkara yang amat: penting. Meskipun anaknya sudah menjanda, sebagai orang tua Umar ibnu! Khaththab berusaha untuk men­dapatkan suami bagi anaknya itu.
  2. Pihak wanita memungkinkan secara aktif un­tuk mendapatkan jodoh dari lelaki yang terbaik, tanpa harus menjatuhkan martabat dirinya.


*Penulis Drs. H. Ahmad Yani, Penerbit Al Qalam (Kelompok GEMA INSANI)



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Pengobatan Dengan Air Liur dan Tanah
Selasa, 27 September 2016 16:52 WIB
Kisah Mengharukan Anak Yang Membawa Hidayah
Selasa, 12 Januari 2016 11:25 WIB
Merengkuh Hidayah Menuai Ma`unah
Jum'at, 04 September 2015 14:45 WIB