Ketika Firaun takut akan pengaruh Musa atas bangsa Qibthi, ia pun mencari siasat untuk menguatkan kepercayaan rakyatnya bahwa ia adalah benar-benar Tuhan mereka.
Firaun kemudian memerintahkan menterinya yang bernama Haman untuk mendirikan sebuah menara yang menjulang tinggi menembus langit. Haman pun melaksanakan perintah Firaun dengan membuat batu bata dan kapur sebagai perekatnya serta alat-alat yang dibutuhkannya.
Untuk melaksanakan perinlah Firaun tersebut, Haman mengumpulkan manusia hingga mencapai limapuluh ribu manusia selain dari pengikut Firaun dan kaum Qibthi. Haman pun menyelesaikannya dalam kurun waktu tujuh tahun, Maka, berdirilah menara yang menjulang ke langit yang belum pernah ada sebelum bumi ini diciptakan.
Tentu saja hal ini meresahkan hati Musa. Kemudian Allah pun menurunkan wahyu, “Tinggalkan Firaun, karena Aku akan meluluhlantakkannya dalam sekejap.”
Setelah menara itu sempurna, Firaun dan para punggawa Mesir menaikinya. Sesampainya di puncak. Firaun memerintahkan punggawanya untuk melempar tombak ke arah langit, dan setelah tombak itu dilempar ke arah langit, tombak itu kembali dengan bersimbah darah.
Firaun menyeru ,“Sungguh aku telah membunuh Tuhan Musa.” Dan seruan itu pun disambut meriah oleh rakyat Qibthi. Yang menyedihkan, tak sedikit pengikut Musa yang kembali tunduk menyembah dan mengakui Firaun sebagai Tuhan mereka.
Setelah Firaun turun dari menara, Allah pun memerintahkan Jibril agar memukulkan sayapnya ke menara itu sehingga luluhlantaklah bangunan itu dan terpotong menjadi tiga bagian. Suara gemuruh itu pun membuat kepanikan rakyat Mesir karena terdengar dari jarak yang sangat jauh.
Satu bagian jatuh di laut, satu bagian di daratan India dan satu bagian lainnya menimpa rakyat Firaun hingga menewaskan satu juta jiwa. Kejadian itu terjadi pada saat fajar menyingsing hingga terbit matahari saat masyarakat Mesir terlena dalam tidur.
Tentu saja kejadian itu membuat amarah Firaun memuncak, maka Firaun pun menyatakan perang terhadap Musa dan pengikutnya. Setelah itu pula Allah menurunkan azab kepada kaum Qibthi dengan taufan, kutu yang mewabah dan menyerang manusia, katak yang mengganggu aktivitas mereka, yakni saat mereka membuka wadah mereka mendapati katak di dalamnya; begitu pula makanan yang mereka siapkan selalu habis dimakan katak.
Allah juga menurukan azab berupa darah yang muncul dari mata air sehingga mereka kehausan karena hanya darah yang mereka temukan. Terakhir, setelah kejadian itu, pasukan Firaun mulai melakukan pengejaran terhadap pengikut Musa hingga Allah menurunkan mukjizat Musa membelah laut dan Firaun tenggelam di Laut Merah.[]
Hikmah: Kesombongan akan berakhir dengan kerusakan, kesombongan membuat orang lupa akan kelemahan diri, menganggap diri yang paling sempurna, meremehkan nasihat orang lain, tuli dari segala pesan-pesan kebenaran.
Sumber: Buku Kutukan Seorang ibu, 30 Kisah Islami Sumber Kebijaksanaan Hidup, Penulis: Syarif Yahya