Menjadi Kontraktor Sukses

Admin | Selasa, 12 Agustus 2014 21:06 WIB | 7.797 kali
Menjadi Kontraktor Sukses Ini adalah kisah seorang kontraktor kelahiran Boyolali, Jawa Tengah. Orang-orang mengenalnya dengan nama Haji Suharto. Memang dia memiliki nama yang mirip dengan nama presiden kedua Indonesia. Kehidupannya sekarang sudah jauh dari cukup dibanding dengan kehidupan kebanyakan orang terutama adalah dari sisi ekonominya.

Ini adalah kehidupan yang sama sekali terbalik dengan kehidupan sekitar tiga puluh tahun yang lalu. Jangankan rumah besar dan mobil seperti yang sekarang beliau miliki, bahkan sepeda saja tidak beliau miliki.

Ketika itu, beliau hanya bekerja sebagai tukang sapu di sebuah pasar di kota Purwokerto. Kita tentu mengetahui berapa banyak hasil yang beliau dapatkan sebagai tukang sapu. Jelas penghasilannya itu sangat jauh dari cukup untuk kehidupan beliau beserta istri dan kedua anaknya. Belum lagi rumah kontrakan yang harus beliau bayar setiap bulannya.

Keadaan terdesak dalam kehidupannya ini membuat beliau berpikir keras mencari jalan keluar. Hingga suatu pagi, tatkala beliau selesai mengumpulkan sampah di tempat-tempat tertentu untuk diambil mobil sampah, beliau duduk termenung di depan sebuah kios yang kebetulan belum dibuka.

Entah dari mana datangnya tiba-tiba duduk di samping-nya seorang berjubah putih dan bermuka bersih. Suharto kaget dengan kedatangannya yang tiba-tiba. Namun, belum sempat beliau mengucapkan kata-kata, orang itu berbicara, "Shalatlah dua rakaat untuk setiap hajatmu. Lalu bacalah doa:

"Wahai Yang Maha Mulia, wahai Yang Maha Esa, wahai Yang Maha Dermawan, aku menghadap kepada-Mu dengan Muhammad Nabi-Mu Nabi pembawa rahmat (semoga Allah menyampaikan shalawat kepadanya dan keluarganya), ya Muhammad ya Rasulullah denganmu aku menghadap kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu dan Tuhan segala sesuatu. Aku memohon kepada-Mu ya Allah, agar Kau sampaikan shalawat kepada Muhammad dan ahlul bait-nya. Aku memohon kepada-Mu karunia yang mulia dari seluruh karunia-Mu, kemenangan yang mudah dan rezeki yang luas, yang dengannya aku dapat mengatasi kesulitanku, menunaikan utangku dan dengannya aku memohon pertolongan untuk keluargaku.

Sebenarnya, Suharto kaget mendengar apa yang dikatakan orang itu. Karena, seolah mengetahui apa yang sedang dipikirkannya. Pikiran Suharto yang memang sedang dilanda kekalutan tidak peduli. Beliau malah berkata, "Aduh, kulo mboten saged ngapalke." (Aduh, saya tidak bisa menghafalnya).

"Cari kertas sama pulpen, nanti aku diktekan apa yang harus kamu tulis," kata orang berbaju putih itu.

Spontan Suharto berdiri dan lari menuju ke toko yang sudah buka, lalu meminjam kertas dan pulpen ke pemiliknya. Singkat cerita, H Suharto pun menuliskan apa yang didiktekan oleh orang berbaju putih itu.

Tatkala selesai menuliskandoa itu, Suharto mengucapkan banyak terima kasih ke orang itu. Begitu senangnya Suharto dengan nasihat dan anjurannya sampai-sampai beliau lupa menanyakan siapa sebenarnya dia.

Lewat tengah malam di hari itu juga, Suharto langsung mengamalkan apa yang dia dapat di siang harinya. Diajaknya serta istri beliau. Satu-dua hari tidak ada perubahan yang beliau rasakan. Sampai satu minggu dua minggu pun keadaan ekonominya sama seperti sedia kala.

Beliau tetap melaksanakan shalat Hajat itu karena secara psikologis merasakan adanya perubahan, yakni ada-nya ketenangan. Semakin hari, semakin kuat dirasakan ketenangan itu. Sampai suatu hari, beliau diajak oleh seseorang untuk ikut bekerja dengannya. Orang itu adalah seorang kontraktor, yang dari penampilannya dia berusia lebih tua sebelas tahun dengan usia Suharto.

Ketika itu, beliau bersyukur dengan ajakan kontraktor tadi. Tentu saja menurut beliau, ini kehidupan yang lebih baik sekalipun pekerjaannya adalah pekerjaan yang berat.

Akhirnya berbulan-bulan lamanya Suharto menekuni pekerjaan barunya sambil tetap menjalankan shalat Hajat yang diajarkan oleh orang yang tidak dikenalnya dulu.

Rupanya, ketekunan dan rajinnya Suharto membuat sang kontraktor terkesan dan menyukainya. Suatu hari

kotikajam istirahat, si kontraktor di Suharto terlibat sebuah obrolan. Dalam obrolan itu, sang k ntraktor meminjamkan i’rtifikat kepada Suharto sebagai ja ninan untuk meminjam uang di bank.

Suharto kaget bukan kepalang. Kegembiraannya meluap.Tidak henti-hentinya beliau mengucapkan terima kasih kepada bosnya itu. Inilah awai kesuksesan Suharto. Sekarang kehidupannya sudah berubah drastis. Rumahnya besar dan lebih dari satu, begitu pun mobilnya juga tidak hanya satu. Sekarang, dia melebarkan usahanya di bidang distributor burang-barang kelontong.

Sumber: Kisah-Kisah Ajaib Pengubah Hidup, Penulis: Ufitadz Amrin Ali Hasan


Yuk Bagikan :

Baca Juga

Pengobatan Dengan Air Liur dan Tanah
Selasa, 27 September 2016 16:52 WIB
Kisah Mengharukan Anak Yang Membawa Hidayah
Selasa, 12 Januari 2016 11:25 WIB
Merengkuh Hidayah Menuai Ma`unah
Jum'at, 04 September 2015 14:45 WIB