Bisa Pergi Haji karena Sedekah Motor

Kamis, 13 Maret 2014 10:20 WIB | 7.585 kali
Bisa Pergi Haji karena Sedekah Motor Sebut saja Pak Yusuf, seorang guru agama yang sangat ingin pergi berhaji, tetapi dia sangat miskin dan kekurangan. Suatu kclika dia pergi ke suatu pengajian. Pada akhir dari pengajian tersebut sang Kyai yang memimpin pengajian mengatakan bahwa Majelis mereka lagi membutuhkan dana. Maka sang Kyai bertanya "Siapa yang bersedia membantu majelis ini?"

Serentak peserta majelis menyerahkan harta mereka. Ada yang mensedekahkan uangnya, ada yang langsung melepas card hp-nya dan mensedekahkan hp-nya. Semua berlomba- lomba sedekah, kecuali guru agama tersebut. Hal ini karena dia tidak memiliki apa-apa yang akan disedekahkan. Pikirnya "Ya Alloh aku tidak punya apa-apa untuk disedekahkan, semoga niatku datang kesini Engkau catat sebagai amal ibadah."

Ketika dia mau pulang dan menaiki motor bututnya sontak dia teringat "Ya Alloh, salah kalau aku tidak bisa bersedekah.. aku masih memiliki harta ini untuk disedekahkan"

Maka pulanglah dia ke rumah untuk berkonsultasi dengan istrinya. Apa kata istrinya? "Motor itu milik ayah, kalau mau menjualnya silahkan, ibu cuma bisa berdo’a semoga barokah." Akhirnya motor itu dijual dan laku Rp 6 juta. Setelah itu dia ke rumah sang Kyai untuk mensedekahkan Rp 2jt kepadanya.

"Kyai ini sedekah saya, mudah-mudahan saya bisa naik haji," kata Pak Yusuf, si guru agama. Kyai paham kalau guru agama ini miskin lalu dia bilang "Sudahlah kamu lebih membu­tuhkan uang itu, pakai sendiri saja uang ini." Jawab sang Kyai.

"lidak Pak Kyai saya sudah niat untuk mensedekahkan harta saya ini." jawab Pak Yusuf. Sang Kyai terus menolak tetapi Pak Yusuf tersebut terus memaksa hingga akhirnya diterima uang tersebut oleh sang Kyai dan pulanglah Pak Yusuf ke ru- mah. Namun baru sampai di halaman rumah Pak Kyai Pak Yusuf teringat dengan Firman Alloh yang menyatakan,

"Tidak akan mencapai kebaikan yang sempurna seorang mukmin sebelum mensedekahkan harta yang paling dicintainya."

Karena dia paham agama maka kembalilah dia menghadap sang Kyai tersebut dan berkata "Kyai ini masih ada Rp 4jt, saya sedekahkan semuanya untuk Kyai." Menangis Kyai tersebut mendengar perkataan guru agama yang miskin itu dan meneri- ma uang tersebut sambil berkata sang Kyai : ’Ya Alloh di hada- panmu ini telah datang hambamu yang soleh... Maka berkati- lah dia, semoga Alloh menepati janjinya, siapa yang memberi satu akan dibalas sepuluh kali lipat."

Berminggu-minggu Pak Yusuf menjalani aktivitasnya yang berat tanpa sepeda motor kesayangannya, dia harus berjalan di bawah terik matahari, bergantungan di bis-bis kota yang pengap, dan berkeringat karena berdesakan dan panas. Na- manya manusia iman pasti sedikit goyah. Sempat hati kecil- nya berbisik "Yah, seandainya motor itu tidak aku sedekahkan pasti gak kayak gini, akukan miskin." Tetapi anggapan itu selalu ditepisnya "Akh, biar Alloh yang menggantinya."

Tiga minggu kemudian, Pak Yusuf sakit kepala, sehingga tidak bisa mengajar. Setelah ijin tidak mengajar, sakit kepalanya sembuh. Ketika sembuh, ia ingin keluar untuk ngobrol dengan seseorang. Keluarlah ia dari rumah menuju ke depan gang, la bertemu dengan pemilik warung dan berharap menjadi teman ngobrol. Alih-alih bicara dengan temannya pemilik warung, ia malah dimintai tolong untuk jaga warung.

Pada saat menjaga warung tersebut, ada seorang pengendara mobil berhenti, turun, lalu bertanya. "Pak, tanah yang di ilepan warung ini milik siapa, Bapak tahu?" Si guru agama pun memberi tahu Pak haji pemilik tanah itu dan alamat rumah nya. Orang itu berterima kasih.

Beberapa hari setelah itu, si pengendara mobil datang lagi. Ia melihat yang jaga warung bukan yang kemarin. Lalu, ia bertanya penjaga warung yang kemarin. Rupanya si pemilik war­ung sudah lupa karena silih berganti yang menjaga. Namun, ia ingat dan menunjukkan rumah si guru yang pemah menjaga warungnya. Ketika sampai di rumah guru, si pengendara mobil tanpa basa-basi mengucapkan terima kasih dan mengatakan. "Terima kasih tanah itu sudah saya beli dan sesuai dengan har ga saya. Saya sudah janji kepada Alloh, kalau tanah itu terbeli dengan harga saya, maka orang yang saya tanya akan saya jadikan perantaranya.

"Ini ada beberapa, semoga bermanfaat untuk bapak." Diterima amplop tersebut oleh guru agama, dan setelah dibuka isinya berupa cek. Subhanallah, tersungkur dan menangis dia melihat nominal yang tertera dicek tersebut Rp 67 Jt. Sedekahnya oleh Alloh dilipat gandakan dari 6 jt menjadi 60 jt dan motornya dikembalikan oleh Alloh dengan kelebihan 7 jt tersebut.

Dia bisa berangkat haji bukan hanya seorang diri tetapi juga dengan istri dan ibunya. Pada saat itu (tahun 1990-an) haji hanya sekitar Rp 17 jt-an. Maka benarlah semua firman Alloh itu. Semoga cerita ini bisa menjadi pelajaran buat kita bahwa sedekah di jalan Alloh, Insya Alloh selalu mendapatkan kebaikan dari-Nya.

 
(Pak Yusuf [bukan nama sebenarnya] - Guru Agama)

 
Sumber: 33 Kisah Keberkahan Para Pengamal Sedekah - Aqilah Selma Amalia

 



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Pengobatan Dengan Air Liur dan Tanah
Selasa, 27 September 2016 16:52 WIB
Kisah Mengharukan Anak Yang Membawa Hidayah
Selasa, 12 Januari 2016 11:25 WIB
Merengkuh Hidayah Menuai Ma`unah
Jum'at, 04 September 2015 14:45 WIB