Keteguhan Hati Seorang Sahabat

abatasa | Senin, 13 Januari 2014 04:44 WIB | 6.428 kali
Keteguhan Hati Seorang Sahabat
Suatu ketika, Qais pernah berjalan bersama Ka’ab Ahbar.
Keduanya berjalan sampai di Shifin. Ka’ab Ahbar berhenti sejenak, memandang sekelilingnya lalu berkata, "Tiada Tuhan selain Alldll, sungguh kelak di tempat ini akan mengalir darah oranq-orang beriman yang belum pernah terjadi sebelumnya."

Mendengar pernyataan itu, Qais marah dan bertanya, "Apa yang kamu ketahui, hai Abu Ishak! Ini adalah perkara yang hanya diketahui oleh Allah?"

"Tak sejengkal tanah pun yang tidak tertulis dalam Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as, yakni setiap peristiwa yang akan terjadi sampai kiamat," jawab Ka’ab Ahbar.

* * *

Ketika Qais bin Harsyah datang menghadap Nabi, dia berkata, "Wahai, Rasulullah! Aku berbai’at padamu, untuk menaati segala apa pun yang datang dari Allah melalaluimu, dan aku tidak akan berbicara kecuali yang hak {kebenaran)."

Nabi Saw berkata kepadanya, "Mungkin suatu masa sepeninggalku nanti, kamu akan mendapati para pemimpin yang mana kamu tidak mampu mengatakan kebenaran di hadapan mereka."
"Demi Allah, aku tidak akan berjanji kepadamu kecuali aku menepatinya," lanjut Qais.
"Kalau memang begitu, maka manusia tidak akan dapat menyakitimu," kata Rasulullah.

Qais adalah orang yang mencela Ziad dan anaknya, karena keduanya telah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan syari’at Islam, berbuat zalim, dan kejahatan lainnya. Lalu terdengarlah kabar tersebut ke telinga Ubaidillah bin Ziad, lalu Ubaidi Ilah mengutus seseorang agar menghadapkan Qais padanya. Qais pun dibawa ke hadapan Ubaidi Ilah, lalu ditanya, "Kamukah orang yang melakukan kebohogan atas nama Allah dan utusan-Nya?"

"Bukan, tetapi bila kamu ingin mengetahuinya, aku akan
memberitahu," jawab Qais.
"Baiklah, katakan siapa dia?" perintah Ubaidillah.
"Dia adalah orang yang tidak mau mengamalkan Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya/’ jawab Qais menjelaskan.
"Siapakah yang melakukan seperti itu?" tanya Ubaidi Ilah lagi. "Kamu, orang tuamu, dan orang yang kamu angkat sebagai pemimpin," jawab Qais.

"Kamukah orang yang mengatakan bahwa manusia tidak akan mempengaruhi prinsipmu?" tanya Ubaidi Ilah marah.
"Ya,’ jawab Qais.
"Hari ini akan kutunjukkan bahwa kamu adalah seorang pendusta, "Penjaga panggilkan algojo!" perintah Ubaidillah. Ketika para prajurit mendatangkan algojo, berkatalah Qais, "Demi Allah, tidak ada alasan kamu menghukum saya."

Setelah berkata demikian, ia menoleh, lalu para prajurit bersiap-siap. Namun kemudian, ia telah wafat. Benarlah apa yang disebabkan Nabi SAW, bahwa tiada seorang pun yang menyakiti dirinya.

Dikutip dari 150 Cerita Hikmah Penyejuk Hati
karya  Mohammad A. Syuropati


Yuk Bagikan :

Baca Juga

Pengobatan Dengan Air Liur dan Tanah
Selasa, 27 September 2016 16:52 WIB
Kisah Mengharukan Anak Yang Membawa Hidayah
Selasa, 12 Januari 2016 11:25 WIB
Merengkuh Hidayah Menuai Ma`unah
Jum'at, 04 September 2015 14:45 WIB