Ketika zaman perbudakan masih berlangsung di Arab, di kisahkan bahwa Aisyah pernah membeli seorang budak wanita. Lalu, Jibril turun kepada Rasulullah Saw dan berkata, "Wahai Muhammad, keluarkan budak wanita itu dari rumahmu. Karena sesungguhnya, ia adalah ahli neraka."
Maka, Aisyah pun mengeluarkannya dan memberi beberapa biji kurma. Di tengah perjalanan, budak tersebut memakan sebagian kurma pemberian Aisyah dan ketika ia bertemu dengan seorang fakir, ia memberika kurma tersebut kepada si fakir.
Kemudian, jibril pun turun kembali kepada Rasulullah Saw dan berkata, "Kejarlah budak wanita itu, dan ajaklah kembali karena sesungguhnya ia adalah ahli surga karna sedekahnya."
Diriwayatkan dari Abi Qalabah bahwa pada pemakaman dan tampak olehnya para para penghuni kubur-berjajar-jajar duduk di liang kubur, sedangkan di tangan mereka membawa periuk yang bercahaya sangat terang. Tiba-tiba ia melihat satu di antara mereka yang tidak membawa periuk bercahaya tersebut.
Abi Qalabah bertanya. "Kenapa aku tidak melihat cahaya di tanganmu sebagaimana yang lain."
Ia pun menjawab, "Mereka adalah orang - orang yang memiliki anak-anak saleh dan rajin bersedekah. Dan cahaya di tangan mereka adalah buah dari sedekah anak-anak mereka. Sedangkan aku memiliki anak yang tidak saleh. Ia pun tidak pernah bersedekah. Maka sungguh aku malu pada mereka."
Abi Qalabah pun menjaga dari tidurnya dan bergegas mencari anak dari orang yang ia lihat di alam mimpinya. Ketika bertemu , Abi Qalabah pun bercerita perihal keadaan orangtuanya di alam kubur. Seketika itu pula anak itu bertobat dan memperbanyak doa, serta bersedekah untuk ayahnya.
Kemudian pada suatu malam, kembali Abi Qalabah bermimpi berada di pemakaman yang lalu. Abi Qalabah melihat orang tua dari anak tersebut membawa cahaya yang jaih lebih besar dan lebih terang dari cahaya di tangan-tangan yang lain.
Maka, ia pun berkata kepada Abi Qalabah, "Wahai Abi Qalabah, semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Karena dengan nasihatmu anakku selamat dari neraka dan aku sekarang tidak malu lagi dengan yang lain."[]
Hikmah : Kebaikan dalam ajaran agama apoapun dan kepercayaan apa pun meyakini akam menelurkan kebaikan pula dan mustahil sebaliknya dan kebaikan itu tidaklah terbatas dan terhalang alam satu denhgan yang lain.