Balasan Bagi Orang yang Taat!

abatasa | Kamis, 26 September 2013 05:51 WIB | 8.502 kali
Balasan Bagi Orang yang Taat!
Ada seseorang pemuda dari kaum Bani Israil yang sakit parah, maka ibu pemuda itu bernadzar, "Jika Tuhan memberi kesembuhan pada anaknya, maka saya bersedia mati (kefuar dari dunia) selama tujuh hari."

Kemudian Ailah menyembuhkan penyakit pemuda tersebut, tetapi si ibu tidak juga melaksanakan nadzarnya. Maka, pada suatu malam ketika sedang tidur, ia bermimpi. Di dalam mimpinya, ia didatangi seseorang dan berkata kepadanya, Penuhilah nadzarmu, agar kamu tidak terkena siksa yang pedih dari Allah."

Ketika pagi hari tiba, ia memanggil anaknya dan menceritakan mimpinya itu. Kemudian ia menyuruh anaknya agar menggali sebuah kuburan untuk menguburnya. Maka si pemuda melaksanakan perintah ibunya. Ketika dimasukkan ke dalam kuburan, si ibu berdoa, "Tuhanku, aku telah kerahkan segenap kemampuan dan kekuatanku, dan aku telah penuhi nadzarku, maka jagalah aku dari segala marabahaya di dalam kubur ini!"

Setelah itu, si pemuda menimbun ibunya dengan tanah, kemudian pulang. Sesaat kemudian, tepat di atas kepalanya, sang ibu melihat seberkas cahaya memancar dan lubang seperti jendela. Dari lubang tersebut, ia melihat taman yang indah yang di dalamnya ada dua orang perempuan. Lalu kedua perempuan itu memanggilnya. "Wahai perempuan, keluarlah kamu dan pergilah kepada kami!"

Tiba-tiba lubang itu membesar, sehingga si ibu tersebut keluar untuk mendatangi dua perempuan tadi. Setelah si ibu keluar, ternyata ia berada di sebuah taman yang di dalamnya terdapat telaga yang bersih, dan kedua perempuan tadi sedang duduk di tepi telaga tersebut. Kemudian si ibu pun ikut duduk di samping mereka, lalu mengucapkan salam. Tetapi mereka tidak menjawab salamnya. Si ibu bertanya, "Kenapa kalian berdua tidak menjawab salamku? Padahal kalian mampu berbicara?"

Mereka menjawab, "Salam adalah bentuk ketaatan, sedangkan kami telah dilarang melaksanakan ketaatan."
Beberapa saat kemudian, di sebelah dua perempuan tadi, tiba-tiba ada seekor burung yang hinggap di kepala salah seorang perempuan itu dan melindunginya dengan sayapnya. Lalu datang lagi seekor burung dan hinggap di kepala perempuan yang satunya sambil mematuki kepala perempuan tersebut. Si ibu merasa heran dan bertanya pada perempuan yang pertama, "Sebab apa kamu memperoleh karomah (kemuliaan) ini?"

Perempuan itu bercerita, "Dulu, ketika aku masih hidup di dunia, aku punya seorang suami. Aku selalu taat kepadanya. Ketika aku mati, dia ridha kepadaku. Maka Allah memberiku kemuliaan semacam ini."

Kemudian si ibu bertanya pada perempuan yang kedua, "Sebab apa kamu mendapatkan siksa semacam ini?"
Perempuan itu pun bercerita, "Dulu, aku adalah perempuan shaleha dan aku mempunyai suami, tetapi aku selalu menentangnya. Hingga ketika aku mati, suamiku masih marah padaku. Maka Allah menjadikan kuburku seperti taman karena keshalehanku, tetapi Allah menimpakan siksa seperti ini padaku karena kedurhakaanku pada suamiku. Karenanya, jika kamu kembali lagi ke dunia, tolonglah aku dengan memohonkan ampun pada suamiku agar dia meridhaiku!"

Ketika telah lewat masa tujuh hari, berkatalah dua perempuan tadi, "Bangunlah dan masuklah kembali ke kuburmu, karena anakmu akan datang untuk menggalimu."

Ketika si ibu masuk ke dalam kuburnya, ternyata anaknya tengah menggali kuburnya dan mengeluarkannya serta membawanya pulang. Maka tersebarlah kabar bahwa perempuan tadi telah memenuhi nadzarnya. Orang-orang pun berdatangan untuk mengunjunginya, termasuk suami perempuan yang mendurhakainya juga datang. Maka ibu pemuda itu pun menceritakan tentang keadaan perempuan yang durhaka tadi pada suaminya, dan si suami pun memaafkanya. Ketika si ibu tidur, ia mimpi bertemu dengan perempuan yang mendurhakai suaminya tadi dan berkata, "Aku telah selamat dari siksa karena pertolonganmu, mudah-mudahan Allah mengampuni dan membalas kebaikanmu.’!

Sumber :

 



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Pengobatan Dengan Air Liur dan Tanah
Selasa, 27 September 2016 16:52 WIB
Kisah Mengharukan Anak Yang Membawa Hidayah
Selasa, 12 Januari 2016 11:25 WIB
Merengkuh Hidayah Menuai Ma`unah
Jum'at, 04 September 2015 14:45 WIB