Sosok yang Menjauhi Nikmat Dunia

abatasa | Selasa, 26 Maret 2013 06:56 WIB | 9.357 kali
Sosok yang Menjauhi Nikmat Dunia
     
                   
Sabda Rasulullah saw.:
"Orang yang paling dekat di antara kalian dariku di hari kiamat,
adalah yang keadaan hidupnya ketika meninggal dunia, seperti
keadaannya ketika aku meninggalkannya untuk mati. "

-HR IBNU SA’AD
                        
     

Allah telah melimpahkan nikmat-Nya di muka bumi bagi para penghuninya. Apabila kita mau berusaha, insya Allah kita bisa memperoleh nikmat itu. Hanya manusia yang berikhtiar sebaik mungkin mampu menggapai nikmat-nikmat itu, sementara yang bermalas-malasan tetap dalam keterpurukan hidup. Namun, di luar nikmat yang bisa diperoleh melalui ikhtiar, cahaya Allah hanya diberikan kepada orang-orang yang ingin diberi- Nya. Dikisahkan seorang sahabat nabi yang terkenal zu- hud dan wara’ serta ingin sekali menjadi orang beriman dan paling dekat posisinya dengan Rasulullah saw. di hari perhitungan (yaumul hisab) kelak.

Sahabat nabi tersebut adalah Abu Dzar, seseorang yang menikmati hidup tanpa bergelimang harta. Ia sahabat nabi yang selalu berusaha ingin hidup bersahaja. Namun, ada hal yang tampak aneh dan berlebihan dari Abu Dzar, yaitu sering mengingatkan orang-orang yang berusaha meninggikan bangunan rumahnya dan memperbanyak ternak kambing dan untanya, serta tidak berlama-lama bersama dengan sahabatnya yang sudah duduk memangku jabatan di pemerintahan. Namun, inilah jalan hidup yang dipegang kokoh oleh Abu Dzar hingga akhir hayatnya.

Pada suatu hari, Abu Dzar dengan rambutnya yang lebat dan badannya yang kurus serta dibalut dengan pakaian yang compang-camping, mendatangi orang- orang Quraisy yang sedang membangun sebuah majelis di dekat masjid di Kota Madinah. Kemudian dia berkata, "Berilah kabar gembira bagi orang-orang yang menyimpan kelebihan hartanya, dengan ancaman azab Allah berupa dihimpit batu yang amat panas karena batu itu dibakar di atas api dan batu itu pun diletakkan di dadanya sehingga sampai tenggelam padanya dan batu panas itu keluar dari pundaknya. Dan juga diletakkan batu panas itu di tulang pundaknya, sehingga keluar di dadanya. Demikian terus sehingga batu panas itu naik- turun antara dada dan tulang pundaknya."

Mendengar kata-kata tersebut, orang-orang Quraisy hanya tertunduk dan tidak ada seorang pun yang berani berkata-kata. Semuanya berdiam diri dan menampakkan wajah yang tidak suka dengan perkataan Abu Dzar tersebut. Abu Dzar lalu beranjak pergi dari peraduan Quraisy tersebut. Ia memilih untuk menyendiri dan sambil berzikir.

Kemudian, datang seseorang mendekati Abu Dzar sambil mengucapkan salam. Orang itu berkata, "Aku melihat bahwa mereka yang duduk di halaqah itu tidak suka dengan apa yang kauucapkan."

Abu Dzar menjawab, ’’Mereka itu adalah orang-orang yang tidak mengerti agama. Mereka hanya mengumpulkan harta dunia beserta isinya. Mereka senang berlebih- lebihan. Jika aku mempunyai emas sebesar Gunung Uhud, semuanya akan aku sedekahkan, hingga hanya tersisa untuk keperluanku saja."
Semua yang ada di dunia ini hanya milik Allah, dada daya dan upaya, semuanya akan kembali kepada Allah.

’’Sesungguhnya, Allah tidak menyukai hambanya yang berlebih-lebihan. "

 



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Pengobatan Dengan Air Liur dan Tanah
Selasa, 27 September 2016 16:52 WIB
Kisah Mengharukan Anak Yang Membawa Hidayah
Selasa, 12 Januari 2016 11:25 WIB
Merengkuh Hidayah Menuai Ma`unah
Jum'at, 04 September 2015 14:45 WIB