Kata Dokter Tidak ! Sedekah Ya

abatasa | Selasa, 19 Maret 2013 06:15 WIB | 8.198 kali
Kata Dokter Tidak ! Sedekah Ya
5. Dokter Mengatakan "Tidak Ada Obatnya", Sedekah Mengatakan "Masih Ada 0batnya"60)

Dalam sebuah kamaryang berisi tiga ranjang putih, seorang lelaki yang tidak sadarkan diri terbaring di ranjang paling tengah, la tidak memahami apa pun yang berada di sekelilingnya, seperti alat-alat bantu pernafasan, elektrokardiogram, dan selang-selang pemeriksaan. Setiap hari sejak lebih dari setahun lamanya tanpa pernah berhenti, ada seorang wanita dan seorang anak berumur 14 tahun bersamanya membesuk lelaki itu. Mereka berdua memandang lelaki itu dengan penuh rasa kasih sayang dan cinta.

Mereka berdua menggantikan pakaiannya, memeriksa kondisinya, dan terus bertanya kepada doktertentang kemajuan kesehatannya.Tapi, tak ada perkembangan baru tentang kondisinya. Kondisi lelaki itutetapsama,tidakmembaikdantidakpula memburuk, ketidaksadaran yang total dan hilangnya harapan kesembuhan.

Sebelum wanita dan anaktersebut meninggalkannya, mereka berdua mengangkat kedua tangan seraya berdoa kepada Allah, kemudian meninggalkan rumah sakit. Mereka akan datang lagi pada hari itu juga untuk melakukan pembesukan kedua dan begitulah seterusnya.

Para pasien, perawat dan dokter sangat heran atas kunjungan wanita bersama anak itu, walaupun tak ada hal baru dari kondisi pasien tersebut. Apa sebenarnya ketetapan hati yang menakjubkan ini, yang berulang-ulang membesuk sehari dua kali meskipun pasien itu tetap tidak menyadari segala yang terjadi di sekelilingnya dan berada dalam kondisi tidak sadarkan diri secara total? Mereka memberitahukan kepada wanita tersebut bahwa kunjungannya itu tak ada gunanya sama sekali dan menyarankannya untuk tidak membesuk sekali saja dalam sepekan.

Namun, wanita itu tidak menjawab apa pun kecuali dengan kata - kata,"Hanya Allah saja sebagai penolong,hanya Allah saja sebagai penolong." Demikianlah jawabannya.

Pada suatu hari sebelum tiba waktu berkunjung wanita itu bersama anaknya, lelaki itu bergerak di atas ranjangnya, bergerak dari satu sisi ke sisi lain. Kemudian ia membuka kedua matanya dan menjauhkan alat bantu pernafasan, lantas duduk dengan tegakdan memanggil perawatyang datang dengan sangat heran, la meminta kepada perawat tersebut untuk menjauhkan alat- alat bantu kedokteran dari tubuhnya. Akan tetapi, perawat itu menolak dan memanggil dokter yang seolah-olah tidak percaya. Dokter segera melakukan pemeriksaan intensif kepadanya. Akhirnya, dokter tersebut melihatnya sudah sembuh dan sehat, serta meminta kepada perawat untuk menjauhkan alat-alat tersebut dan membersihkan bagian-bagian tubuh tempat menancapnya alat-alat medis itu.

Waktu berkunjung tiba.Wanita dan putranya itu pun masuk. Saat pandangan keduanya terperangah dengan apa yang terlihat, air mata pun bercucuran dan senyum bahagia mengembang. Tangisan,doa,serta pujian dan sanjungan hanya untuk Allah yang telah menyempurnakan nikmat kesehatan suaminya itu. Saat itu dokter bertanya kepada wanita itu,"Apakah Anda berharap suatu hari suami Anda akan seperti ini kondisinya?"Wanita itu menjawab,"Ya,demi Allah saya berharap ketika saya mengunjunginya suatu hari nanti, saya akan melihatnya duduk menunggu kami." Dokter berkata kepadanya "Ada suatu hal yang terjadi yang sama sekali tidak dilakukan oleh pihak rumah sakit atau dokter dalam hal ini. Atas nama Allah saya memohon kepada Anda, beritahu- kanlah kepadaku mengapa Anda mengunjunginya setiap hari dua kali dan apa sebenarnya yang Anda lakukan?"Wanita itu men-jawab,"Karena Anda memintaku atas nama Allah,saya akan menjawab. Saya mengunjungi suami saya pada jam besuk pertama untuk mengetahui kondisinya dan berdoa untuknya. Kemudian bersama anak saya, saya pergi menemui para fakir miskin di suatu tempat, lalu kami memberikan sedekah kepada mereka dengan maksud beribadah kepada Allah untuk kesembuhannya." Allah tidak menyia-nyiakan harapan dan doa.

Akhirnya, di akhir kunjungan itu, ia pulang bersama suaminya tercinta menuju rumah yang telah lama menunggu pemiliknya kembali dan bisa tersenyum. Cahaya kebahagiaan dan kegembiraan kembali lagi untuknya dan seluruh keluarga. Sekali lagi saya tegaskan untuk Anda sekalian, janganlah berputus asa. Lakukanlah upaya dan gunakanlah sarana yang tersedia. Bersungguh-sungguhlah dalam berdoa,bersabar,shalat,dan bersedekah. Hanya Allah saja sebagai penolong.

60) Kisah ini disebutkan Ustadz Ahmad Badwilan dalam bukunya La Tai’as.

 

Sumber :

Sembuh dengan Sedekah



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Pengobatan Dengan Air Liur dan Tanah
Selasa, 27 September 2016 16:52 WIB
Kisah Mengharukan Anak Yang Membawa Hidayah
Selasa, 12 Januari 2016 11:25 WIB
Merengkuh Hidayah Menuai Ma`unah
Jum'at, 04 September 2015 14:45 WIB