Menawar Mimpi

abatasa | Senin, 11 Maret 2013 07:41 WIB | 6.832 kali
Menawar Mimpi
Suatu malam, Nasrudin bermimpi diberi sembilan lembar uang.
Mengetahui hal ini, Nasrudin berkata, "Ah, aku akan berdoa semoga Tuhan memberi sepuluh lembar uang."
Ketika hendak berdoa, Nasrudin teringat dengan pakaian istrinya yang kumal, la pun berkata, "Aku harus mendapatkan sebelas lembar uang!"

Selesai berkata, Nasrudin terjaga, la buru-buru melihat tangannya yang tidak menggenggam apapun.
Nasrudin menutup mata dan mengulurkan tangan sambil berkata, "Tuhan, pakaian istriku tidak terlalu kumal. Aku puas dengan sembilan lembar uang...."

Kode Rahasia dalam Kisah "Menawar Mimpi"

Kebanyakan dari kita akan mengolok-olok bahwa Nasrudin yang serakah ternyata tidak bisa menghalangi ketetapan Tuhan. Padahal, jika kita lebih cermat, kita bisa melihat kemampuan Nasrudin dalam "mengendalikan mimpi" meski kemampuan tersebut tidak utuh. Kemampuan semacam ini, barangkali beberapa orang juga mengalaminya, muncul karena kesadaran yang bertambah.

Salah satu tujuan sufi, untuk membantu proses "penyadaran tentang hakikat sebenarnya", Allah. Orang yang memiliki kesadaran dalam mimpi, layak disebut "sudah tercerahkan". Sebaliknya, orang yang mengaku memiliki kesadaran tersebut, bahkan jika benar-benar mengalaminya, barangkali dapat disebut "orang yang mengaku tercerahkan". Betapa banyaknya orang yang seperti ini.

Lebih jauh, kisah ini juga menunjukkan olok-olokan terhadap dunia. Keberadaan kita di dunia, sama seperti Nasrudin dalam mimpi. Kita mencari perhiasan-perhiasan dunia karena kekaguman semu, menyadari bahwa hal-hal tersebut pasti lenyap , namun kita tidak peduli dengan tetap memaksakan diri untuk mendapatkannya. Bahkan, ketika kita sudah tak mungkin mendapatkan hal-hal tersebut, kita tetap keras kepala untuk meminta "dunia" karena dalam pemahaman kita, "Kami tidak bisa hidup selain di dunia; dan tak mungkin hidup tanpa perbekalan yang ada di dalamnya."


Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS Al-Hadid ayat 20)

 

Sumber :

33 Kisah Penuh Hikmah



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Pengobatan Dengan Air Liur dan Tanah
Selasa, 27 September 2016 16:52 WIB
Kisah Mengharukan Anak Yang Membawa Hidayah
Selasa, 12 Januari 2016 11:25 WIB
Merengkuh Hidayah Menuai Ma`unah
Jum'at, 04 September 2015 14:45 WIB