Hikmah Surat Al - Ikhlas

abatasa | Jum'at, 01 Maret 2013 05:46 WIB | 20.435 kali
Hikmah Surat Al - Ikhlas
Surat Al Ikhlas termasuk Surat Makkiyah (yang turun di Mekkah). Surat itu terdiri dari empat ayat yang tersusun dari lima belas kata, dan keseluruhan jumlah hurufnya 47 huruf.

Diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab, bahwa Rasulullah saw. bersabda; "Barang siapa membaca Surat Al Ikhlas satu kali, maka ia mendapat pahala sebanding dengan pahala seratus orangyang mati syahid. "

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah saw bersabda; "Barang siapa membaca Surat Al Ikhlas satu kali, maka seakan-akan ia membaca sepertiga AIquran. Dan barang siapa membaca Surat Al Ikhlas dua kali, maka seakan-akan ia membaca dua pertiga Alquran. Dan barang siapa membaca Surat Al Ikhlas tiga kali, maka seakan-akan ia telah membaca Alquran seluruhnya. Dan barang siapa membaca Surat Al Ikhlas sebelas kali, maka Allah membuatkan sebuah rumah di surga untuknya,yakni rumahyang terbuat dariyaqut merah. "

Diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab, Jabir bin AbdiUah, Abu A’liyah, Asy Sya’biyi dan Ikrimah, bahwa Asbabun Nu^ul (sebab turunnya) Surat Al Ikhlas adalah ketika itu beberapa orang Qurais Mekkah, diantaranya, Amir bin Taufil, Zaid bin Qais, dan lainnya datang pada Rasulullah saw kemudian bertanya. "Wahai Muhammad, katakan pada kami tentang Tuhanmu. Apakah Dia terbuat dari emas, perak, besi, ataukah dari tembaga? Karena Tuhan-tuhan kami terbuat dari bahan-bahan tersebut."

Rasulullah saw. menjawab, "aku adalah utusan Allah. Sungguh tiada apa pun yang menyamai Allah. Dan aku juga tak akan berkata apa pun tentang Allah menurut kata hatiku sendiri."

Atas peristiwa itu maka turunlah Surat Al Ikhlas yang menyebutkan; "Katakan (hai Muhammad), Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah tetnpat bergantung. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang setara (menyamai) Dia. "

Dalam riwayat lain, disebutkan pula bahwa sebab turunnya Surat Al Ikhlas ialah ketika Rasulullah saw. keluar dari Mekkah hendak hijrah ke Madinah. Saat itu orang-orang kafir berkumpul di Dar An Nadwah, dekat rumah Abu Jahal. Mereka berkata, "barang siapa mampu mengembalikan atau menyerahkan Muhammad pada kami meski hanya kepalanya saja, akan kami beri hadiah seratus ekor onta merah yang pelupuk matanya hitam (onta paling mahal dan paling bagus). Di antara mereka yang berkumpul itu ada yang menyanggupi sayembara tersebut. Ia seorang lelaki bernama Suraqah bin Malik. Suraqah berkata, "aku akan membawa Muhammad pada kalian, dan sebaliknya kalian harus menyiapkan seratus ekor onta yang telah kalian janjikan itu untukku." Suraqah kemudian berlalu dari hadapan mereka.

Dengan kencang Suraqah memacu kudanya. Ia membawa pedang terhunus untuk membunuh Rasulullah yang berada di depannya. Namun, atas kehendak Allah, bumi yang sangat taat pada-Nya membenamkan kuda Suraqah hingga sebatas lutut. Kuda itu tidak dapat bergerak.

"Wahai Muhammad, ampuni aku," pinta Suraqah memelas.
Rasulullah lalu berdoa pada Allah agar kuda Suraqah dibebaskan. Allah pun mengabulkan doa tersebut, sehingga kuda Suraqah terbebas.

Setelah itu Rasulullah kembali meneruskan perjalanannya. Akan tetapi, baru beberapa saat onta beliau berjalan, Suraqah kembali menyusul dari belakang dengan pedang terhunus siap ditusukkan ke tubuh Rasulullah. Seketika itu pula kuda Suraqah kembali terperosok ke dalam tanah, terbenam hingga tak bisa bergerak. Kali ini kuda itu terbenam setinggi perutnya.

Suraqah berkata, "wahai Muhammad, ampuni aku. Aku tak kan mengulangi perbuatanku lagi."
Maka Rasulullah kembali berdoa kepada Allah. Setelah kuda itu bisa keluar dari dalam tanah, Suraqah turun dan menghampiri Rasulullah saw. dengan posisi bersimpuh di depan onta beliau. "Wahai Muhammad, beritahu aku, siapa sebenarnya Tuhanmu yang memiliki kekuasaan dan kehebatan seperti ini? Apakah Dia terbuat dari emas, ataukah perak?"

Mendengar hal itu Rasulullah saw. tertunduk dan terdiam beberapa saat. Tiba-tiba Malaikat Jibril datang padanya membawa wahyu. Malaikat Jibril menyampaikan firman Allah: "Katakanlah (haiMuhammad), Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat bergantung. Dia tidak berputra dan tidak pula diputrakan. Dan tidak ada seorang punyang setara dengan-Nja. "

Maka, kepada Suraqah, Rasulullah membacakan wahyu (Surat Al Ikhlas) yang baru saja turun itu.
Suraqah pun berkata, "Wahai utusan Allah, ajarkan Islam padaku."

Rasulullah lalu mengajarinya tentang Islam. Suraqah masuk Islam dan melaksanakan ajaran-ajaran Islam dengan baik.

Sumber :
115 Kisah Teladan Penuh Hikmah


Yuk Bagikan :

Baca Juga

Pengobatan Dengan Air Liur dan Tanah
Selasa, 27 September 2016 16:52 WIB
Kisah Mengharukan Anak Yang Membawa Hidayah
Selasa, 12 Januari 2016 11:25 WIB
Merengkuh Hidayah Menuai Ma`unah
Jum'at, 04 September 2015 14:45 WIB