Ia adalah Bilal bin Rabah. Seorang sahabat yang agung Ia pertama kali masuk Islam di Mekah. Dahulu ia adalah hamba sahaya milik Umayyah bin Khalaf yang disiksa dengan siksaan yang sangat pedih. Ia dibawa keluar di tengah panasnya kota Mekah, diseret di atas pasir yang membakar, kemudian di dadanya diletakkan batu besar agar ia meninggalkan Islam dan Rasulullah saw untuk kembali musyrik. Ia berkata kepada mereka: "Ahad- ahad. "
Begitulah seterusnya ia disiksa hingga dibeli oleh Abu Bakar ash-Shiddiq, kemudian dimerdekakan karena Allah.
Pada suatu hari, Rasulullah saw bersabda: Ceritakanlah kepadaku amal yang paling diharapkan yang kamu kerjakan di dalam Islam. Sesungguhnya suatu malam saya mendengar bunyi terompahmu di hadapanku di dalam surga. Bilal berkata: Saya tidak mengerjakan suatu amalan yaitu bersuci dengan sempuma baik malam maupun siang, kecuali saya salat karena Tuhan sebagaimana yang telah diwajibkan atasku. (HR Bukhari) Bilal berkata kepada para pemuka Sudan; Luqman, Najasyi, Bilal, dan Mahja’. (HR. Ibnu Asakir)" Sudan yaitu orang yang berkulit hitam.
Bilal adalah mu‘azin Rasulullah saw sepanjang hayatnya. Tatkala Rasulullah saw wafat, Bilal tidak mau melaksanakan azan. Kemudian ia diminta Khalifah Abu Bakar untuk azan ketika
pergi berperang di jalan Allah. Ia pergi ke Syam dan wafat di sana. Pada saat sakaratul maut, ia berkata: "Besok kita akan berjumpa dengan kekasih yaitu Muhammad dan golongannya." Istrinya berkata: "Kenapa begitu?," Ia berkata: "Inilah perkataanku dan bergembiralah. Karena besok kita akan berjumpa dengan sang kekasih, Muhammad dan golongannnya."
Ketika wafat, ia sangat gembira dan rela dengan keputusan dan takdir Allah, karena itulah yang terbaik. Itulah perjumpaan orang-orang yang terbaik dengan Allah dan Rasul-Nya serta sahabat-sahabat yang mulia. Semoga Allah mengumpulkan kita untuk berjumpa dengan mereka di tempat rahmat Allah.