Para Wanita yang Berbisa
Oleh adminaba pada Jum'at, 28 Desember 2012 06:42 WIB
Berita kematian Rasulullah saw. menyebar luas bagaikan tersebarnya cahaya. Berita ini menyebar dari satu mulut ke mulut yang lain, baik dalam perjalanan maupun dalam kerumunan sehingga sampai ke kota Kandah dan Hadramaut. Dan begitu berita mi sampai ke telinga orang-orang yang munafik, maka mereka pun memiliki keberanian untuk mengucapkan kata-kata yang buruk, dan keluarlah ular-ular yang berbisa dari sarangnya.
Sebagian kaum wanita yang merasa bergembira dengan berita kematian Rasulullah saw. menghiasi tangan mereka dengan daun henna dan mereka keluar ke jalan-jalan sembari menabuh rebana.
Seorang laki-laki yang memiliki rasa cinta yang mendalam terhadap Islam dan ingin melawan kemunafikan yang muncul setelah meninggalnya Rasulullah saw., mengirimkan surat kepada Abu bakar r.a. yang berada di kota Madinah. Surat itu berbunyi:
Beri tahukanlah Abu bakar jika dia datang Bahwa para pelacur telah melemparkan jeratan mereka. Mereka menampakkan kegembiraan mereka atas kematian Nabi Muhammad saw.
Dengan menghias tangan mereka dengan daun henna Maka potonglah dengan keras tangan-tangan mereka agar mereka menjadi sadar.
Bagaikan sinar kilat yang menerangi gelapnya awan yang kelabu
Setelah membaca surat tersebut, bagaikan sambaran petir, Abu Bakar r.a. yang selalu tenang dan tawadhu berubah menjadi kawah lahar yang tengah marah. Selain itu, isi surat tersebut membuat Abu Bakar mengeluarkan pedang dari sarungnya dan tidak akan mau dikembalikan ke sarungnya sebelum menghancurkan kebatilan dan menebas kemunafikan.
Kemudian ia utus anak buahnya ke "al-Muhaajir" untuk membalas dendam bagi Allah dan Rasul-Nya. Dia kumpulkan para wanita tersebut, dan ia potong tangan-tangan mereka.
Dikutip dari 115 Kisah Teladan Penuh Hikmah [ ALLAH TIDAK PERNAH TIDUR ]
Pnerbit : Karta Media
Wendy Setyawan, S.IP
Sebagian kaum wanita yang merasa bergembira dengan berita kematian Rasulullah saw. menghiasi tangan mereka dengan daun henna dan mereka keluar ke jalan-jalan sembari menabuh rebana.
Seorang laki-laki yang memiliki rasa cinta yang mendalam terhadap Islam dan ingin melawan kemunafikan yang muncul setelah meninggalnya Rasulullah saw., mengirimkan surat kepada Abu bakar r.a. yang berada di kota Madinah. Surat itu berbunyi:
Beri tahukanlah Abu bakar jika dia datang Bahwa para pelacur telah melemparkan jeratan mereka. Mereka menampakkan kegembiraan mereka atas kematian Nabi Muhammad saw.
Dengan menghias tangan mereka dengan daun henna Maka potonglah dengan keras tangan-tangan mereka agar mereka menjadi sadar.
Bagaikan sinar kilat yang menerangi gelapnya awan yang kelabu
Setelah membaca surat tersebut, bagaikan sambaran petir, Abu Bakar r.a. yang selalu tenang dan tawadhu berubah menjadi kawah lahar yang tengah marah. Selain itu, isi surat tersebut membuat Abu Bakar mengeluarkan pedang dari sarungnya dan tidak akan mau dikembalikan ke sarungnya sebelum menghancurkan kebatilan dan menebas kemunafikan.
Kemudian ia utus anak buahnya ke "al-Muhaajir" untuk membalas dendam bagi Allah dan Rasul-Nya. Dia kumpulkan para wanita tersebut, dan ia potong tangan-tangan mereka.
Dikutip dari 115 Kisah Teladan Penuh Hikmah [ ALLAH TIDAK PERNAH TIDUR ]
Pnerbit : Karta Media
Wendy Setyawan, S.IP