Anak Membangkang Perintah Ayahnya

adminaba | Sabtu, 15 Desember 2012 05:42 WIB | 6.494 kali
Anak Membangkang Perintah Ayahnya
Ketika Rasulullah S.A.W memanggil kaum Muslimin yang mampu berperang untuk terjun ke perang Badar, terjadi dialog menarik antara Saad bin Khaitsamah dengan ayahnya yakni Khaitsamah. Pada masa itu panggilan seperti itu tidak terlalu mengherankan. Kaum Muslimin sudah tidak merasa asing bila dipanggil untuk membela agama Allah dan jihad fisabilillah. Sebab itu Khaitsamah berkata kepada anaknya, "Wahai anakku, aku akan keluar untuk berperang dan kau tinggal di rumah menjaga wanita dan anak-anak."

"Wahai ayahku, demi Allah janganlah berbuat seperti itu, karena keinginanku untuk memerangi mereka lebih besar daripada keinginanmu. Engkau telah berkepentingan untuk tinggal di rumah, maka izinkanlah aku keluar dan tinggallah engkau di sini, wahai ayahku."

Khaitsamah marah dan berkata kepada anaknya, "Kau membangkang dan tidak mentaati perintahku."
Saad menjawab, "Allah mewajibkan aku berjihad dan Rasulullah memanggilku untuk berangkat berperang. Sedangkan engkau meminta sesuatu yang lain padaku, apakah engkau rela melihat aku taat padamu tetapi aku menentang Allah dan Rasulullah."

Maka Khaitsamah berkata, "Wahai anakku, apabila ada di antara kita yang harus berangkat berperang terlebih dahulu, maka dahulukan aku untuk berangkat."
Saad menjawab, " Demi Allah wahai ayahku, kalau bukan masalah syurga, maka aku akan mendahulukanmu."
Karena masing-masing bersitegang tentang siapa yang berperang terlebih dahulu. Maka undian dilakukan untuk menentukan siapa yang pertama kali berangkat berperang. Hasilnya, Saadlah yang terlebih dahulu berperang. Dan, Saad mati syahid ketika turun dalam perang medan Badar. Setelah itu, Khaitsamah hendak berangkat menyusul menuju medan pertempuran.

Awalnya Nabi saw. tidak mengijinkan, namun akhirnya diijinkan Rasulullah setelah Khaitsamah berkata sambil menangis, "Wahai Rasulullah, aku ingin sekali ikut: dalam perang Badar. Namun karena bersitegang tentang siapa yang pergi dahulu, kami harus mengadakan undian dan dimenangkanlah oleh Anakku. Maka anakkulah yang mendapat mati syahid. Kemarin aku bermimpi dan dalam mirnpi itu anakku itu berkata, "Engkau harus menemani kami di syurga, dan aku telah menerima janji Allah. Wahai Rasulullah, demi Allah aku rindu untuk menemaninya di syurga. Usiaku telah lanjut dan aku ingin berjumpa dengan Tuhanku." Setelah diizinkan Rasulullah, Khaitsamah bertempur hingga mati syahid dan berjumpa dengan anaknya di syurga.

Dikutip dari 115 Kisah Teladan Penuh Hikmah [ ALLAH TIDAK PERNAH TIDUR ]
Pnerbit : Karta Media
Wendy Setyawan, S.IP



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Pengobatan Dengan Air Liur dan Tanah
Selasa, 27 September 2016 16:52 WIB
Kisah Mengharukan Anak Yang Membawa Hidayah
Selasa, 12 Januari 2016 11:25 WIB
Merengkuh Hidayah Menuai Ma`unah
Jum'at, 04 September 2015 14:45 WIB