Kisah Tiga Pengembara

adminaba | Rabu, 05 Desember 2012 07:15 WIB | 10.039 kali
Kisah Tiga Pengembara
Ada tiga orang pengembara yang sedang melakukan peijalanan bersama. Di tengah perjalanan, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Mereka bergegas mencari tempat untuk berlindung. Kebetulan mereka melewati sebuah gua. Tanpa pikir panjang, mereka langsung memasuki gua tersebut. Namun, derasnya hujan ternyata menggulirkan sebongkah batu besar yang kemudian menutupi mulut gua. Ketiga pengembara terperangkap di dalamnya!

Kendati sudah berusaha sekuat tenaga, ketiga pengembara itu tetap tidak mampu menggeser batu besar itu.
"Tamatlah riwayat kita, terkurung di gua ini," keluh salah satu pengembara.
"Entah apa lagi yang bisa kita lakukan agar keluar dari sini," kata pengembara yang lain, tak kalah putus asa dengan pengembara pertama.

"Hanya Allah Swt. yang bisa menyelamatkan kita, kawan. Marilah kita berdoa kepada Allah dengan perantara amal perbuatan yang pernah kita lakukan dengan hati yang ikhlas. Semoga Allah Swt. berkenan memberikan pertolongan-Nya," kata pengembara ketiga.

Mereka kemudian langsung bersuci dan memanjatkan doa dengan sungguh-sungguh.
‘Ya Allah Yang Maha Mengetahui, hamba dulu pernah memiliki seorang pekeija yang hamba upah dengan tiga gantang padi. Ketika pekerjaku itu pergi tanpa mengambil upahnya, aku menyemai padi-padi itu hingga membuahkan hasil. Hasilnya, aku belikan seekor sapi yang kemudian beranak pinak. Ketika kemudian pekeija itu datang dan menagih upahnya, aku menyuruhnya mengambil semua sapi itu. Awalnya, dia menolak karena merasa upahnya hanyalah tiga gantang padi. Namun, aku bersikeras karena sapi-sapi itu berasal dari tiga gantang berasnya. Ya Allah, apa yang kulakukan hanya karena aku takut pada-Mu, keluarkan kami dari gua ini," doa pengembara yang bijak.

Keajaiban teijadi, batu besar itu bergeser sedikit. Lalu, pengembara berikutnya berdoa, ‘Ya Allah Yang Maha Tahu, setiap malam aku membawakan susu kambing yang kuperah sendiri untuk orangtuaku. Namun, pada suatu malam aku terlambat memerah kambing dan orangtuaku sudah tertidur saat aku tiba di kamar mereka Walaupun saat itu anak dan istriku menangis kelaparan, tetapi aku tidak mau mereka meminum susu kambing yang kuperah sebelum orangtuaku mengizinkan. Aku menungguinya hingga orangtuaku terbangun, yaitu ketika fajar Subuh tiba. Ya Allah, aku melakukan itu hanya karena aku takut pada-Mu, keluarkan kami dari gua ini."
Keajaiban teijadi lagi. Batu besar itu kembali bergeser dan membuat lubang yang cukup lebar. Namun, ketiga pengembara itu masih belum bisa keluar dari dalam gua.

"Sekarang, giliranmu kawan," dua pengembara yang sudah berdoa sangat berharap kepada kawannya yang belum berdoa.

‘Ya Allah Yang Maha Tahu, aku sering menggoda dan merayu sepupuku yang cantik untuk berbuat dosa. Ia selalu menolak. Suatu hari, ia datang untuk meminjam uang sebesar 100 dinar. Aku memberinya dengan syarat dia harus memberikan kehormatannya. Dia terpaksa mengabulkan keinginanku karena dia dalam situasi yang terdesak. Namun, pada saat aku hampir melakukan niatku, ia mengingatkanku untuk selalu bertakwa kepada-Mu. Aku tersadar dan segera membatalkan niatku. Ya Allah, apa yang kulakukan hanya karena aku takut kepada-Mu, keluarkan kami dari gua ini," doa pengembara terakhir sambil berderai air mata.
Batu besar bergeser untuk ketiga kalinya. Kali ini, celahnya sudah cukup untuk dijadikan jalan keluar bagi tiga pengembara tersebut.

"Suatu saat, amal perbuatan yang pernah kita lakukan dengan ikhlas, akan menolong ketika kita sedang dalam kesulitan. "


Yuk Bagikan :

Baca Juga

Pengobatan Dengan Air Liur dan Tanah
Selasa, 27 September 2016 16:52 WIB
Kisah Mengharukan Anak Yang Membawa Hidayah
Selasa, 12 Januari 2016 11:25 WIB
Merengkuh Hidayah Menuai Ma`unah
Jum'at, 04 September 2015 14:45 WIB