Nyawa Ibuku Sia-sia Karena Cinta ku Pada Lelaki yang Salah

Jum'at, 16 November 2012 00:00 WIB | 22.229 kali
Nyawa Ibuku Sia-sia Karena Cinta ku  Pada Lelaki yang Salah
Perkenalanku dengan wawan aku semakin lupa diri,dia tampan dia pandai dan berpengaruh di kampung tempat tinggalnya,aku bangga bisa menjadi pacarnya walaupun aku tahu aku hanya sebagai mainan belaka buatnya,ibuku yang mengetahui hubunganku denganya beliu sangat marah dan tidak merestui,karenaibuku tau betul bagaimana sosok seorang wawan.


CINTA ..karena rasa itu yang ku miliki untuk wawan,tak pernah bergeming atau tak pernah aku hiraukan omelan ibuku,hingga terbesit niatku melarikan diri bersama wawan agar kelak ibuku merestui hubunganku,


3 minggu sudah aku pergi dari rumah,wawan menyuruhku kos di sebuah villa di kota batu,karena di villa hanya kami berdua kami pun melakukan sesuatu yang tak pantas di lakukan,tampa penyesalan di hatiku keperawananku di renggut olehnya,hingga suatu hari wawan menyuruhku pulang ke rumah karena ibuku datang ke rumahnya dan mengancam melaporkan wawan ke polisi,tp aku menolak,aku semakin benci dengan ibuku,karena biaya villa yang begitu mahal wawan pun menyuruhku tidur di rumah teman atau kerabatku,aku pun menyutujui asal tidak pulang dan bertemu ibuku,di saat aku tidur di rumah temanku tiba2 ibuku datang menjemputku ku maki ibuku dengan kata2 kasar setelah debat aku pun berlari ke luar rumah untuk menghindari ibuku,tampa aku sadari ibuku menyusul ku dari belakang tampa menoleh kanan dan kiri dan tampa i sadari sebuah truck bermuatan tebu menghatam keras tubuh ibuku hingga hancur,aku teriak dan terkejut di depan mataku tubuh ibuku hancur berantakan tak berbentuk,aku histeris menangis hingga tak sadarkan diri.


Hari2 aku hanya bisa menangis keluarga dan tetanggaku menghujat ku sebagai anak durhaka,aku menyesal dan hanya bisa meratapi hanya wawan yang bisa membuat aku tak begitu perduli dengan orang2 di sekitarku.


Aku terlambat bulan sudah 2 bulan ku katakan ini pada wawan,tp dia hanya menyuruhku untuk menggugurkan,aku terkejut ini darah dagingnya dia tega membunuhnya,tampa ku sadari wawan pun berbalik kata ke padaku lebih kejam diriku yang telah tega membunuh ibu kandungku,aku menangis mendengarnya,kami pun bertengkar dan wawan mengatakan dia akan menikahi gadis lain dan menyuruh aku jangan ganggu dia lagi,ku tampar wajahnya dia hanya diam dan berlalu pergi meninggalkan aku dan janinnya.


Aku pun terdiam dan berjalan menuju makam ibuku aku menangis tampa henti di makam ibuku,ku cium batu nisanya,tp semua terlambat,aku hanya bisa maratapi ini semua,ku korbankan segalanya hanya untuk lelaki yang tak bertanggung jawab,aku menyesal aku meratapi ini semua,ku memohon maaf pada pusaran ibuku tp aku tau semua itu tak arti,aku hanya duduk menangis di pinggiran makam ibuku,aku tak tahu apa yang akan aku lakukan.
Semenjak ibuku meninggal,dan wawan telah menikah dengan gadis lain aku pun pergi merantau ke jakarta untuk mencari pekerjaan karena aku sudah
Tak tahan menrima ejekan dan makian dari keluargaku termasuk bapaku dan orang2 di kampungku,aku sedih di bilang pembunuh,pelacur hamil di luar nikah,anak durhaka semua telah membuatku patah semangat ,tp karena bayi yang aku kandung aku harus kuat aku harus tegar demi masa depan.


Setelah sampai di jakarta aku bekerja sebagai pembantu di sebuah warung,
Dengan gaji yang minim tp ku syukuri itu semua,banyak orang2 yang makan di warung menanyakan keberadaan bapak bayi yang aku kandung,aku berdahlih jika suamiku bekerja ke luar pulau.


9 bulan setelah kejadian itu,bayiku lahir juga dia laki2 mirip banget dengan wajah almarhum ibuku,aku menyanginya dan berniat ku serahkan jiwa dan hidupku hanya untuk dia.


Setelah 7 tahun anaku sudah mulai sekolah dan membantu pekerjaan rumahku jika aku berangkat kerja,tp ntah kenapa tiba2 perasaanku tidak enak ingin sekali pulang ke kampung halaman aku ingat bapaku,ku coba tlp ke rumah ternyata benar bapaku sakit parah,aku dan anaku pun segera pulang ke kampung,


Sampai di kampung..


Semua tetanggaku sudah tidak memakiku seperti dulu saat mengetahui kepulanganku,aku pun merawat bapaku dan rutin ke makam ibuku.
2 minggu kepulangak tiba2 ku lihat keluarga wawan datang ke rumahku mencoba untuk mengambil anaku,aku menangis aku tak terima karena anak yang dulu sempat mau di bunuh bapaknya kini seenaknya mau di ambil.tp mereka memaksa sambil menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kalau putra satu2nya yaitu wawan tidak mungkin menjadi orang tua lagi hanya anaku yang akan menjadi cucu tunggal di keluarga wawan,karena wawan sekarang cacat akibat kecelakaan di jalan raya yang mengakibatkan kelumpuhan di organ tubuhnya dan telah kehilangan dua kakinya,sang istrinya pun pergi meninggalkan dia karena keadaanya itu.
aku merasa kasihan melihatnya,dan ku coba menjenguk dia di rumahnya,


Esok harinya


Kaki ini terasa tak sanggup melangkah saat melihat dia duduk di kursi roda tua,ku dekati dia,tp mulut ku tak mampu untuk mengatakan sesuatu wawan telah menjadi idiot dia hanya bisa memandang tampa bisa berbicara ku lihat air matanya jatuh di kedua pipinya,aku tahu dia ingin meminta maaf padaku tp itu semua tak sanggup dia utarakan aku mencoba menahan air mata ini ku panggil anaku dan ku suruh dia memnaggil ayah ke wawan,tampa ku sadari anaku mengatakan


" dia bukan ayahku,aku gak mau punya ayah seperti dia aku malu nanti sama2 teman2ku " ujar putraku .

aku kaget kenapa dia berkata seperti itu ku tampar wajah anaku karena aku emosi aku gak ingin dia seperti itu ,tp bagaimanapun aku tak bisa menyalahkan putraku karena selama hampir 8 tahun dia hanya hidup denganku.


Ku lihat di kedua pipi wawan,air mata itu menetes lagi ,aku tahu apa yang di rasakan wawan saat itu,ku pegang tangan dia u katakan kasih waktu untuk ini semua.aku menangis iba melihat wawan seperti itu,semua yang ada pada dulu sirna akibat kecelakan itu aku bener2 gak sanggup berkata.
seumur hidupnya akan tetap membutuhkan orang lain untuk merawatnya,,terbesit di hatiku apa ini sebuah "KARMA",


Akupun bernjaji pada keluarga wawan ku ijinkan putraku mengakui mereka sebagai keluarga aku tak akan melarang karena itu memang kenyataan,aku dan putraku sering main ke rumah wawan hanya untuk menjenguknya karena rumah kami tak begitu jauh,tp setiap kami menjenguk setiap itu pula wawan menangis karena putranya tak sudi memanggilnya ayah dan jijik jika ku suruh memegang ayahnya,aku tak sanggup berbuat apa2 ku coba menjelaskan tp seumuran putraku semua itu tak ada gunanya ,dan hanya bisa menunggu waktu yang akan menjawab,kapan putraku memanggil wawan dengan sebutan " AYAH "


~TAMAT~




Yuk Bagikan :

Baca Juga

Pengobatan Dengan Air Liur dan Tanah
Selasa, 27 September 2016 16:52 WIB
Kisah Mengharukan Anak Yang Membawa Hidayah
Selasa, 12 Januari 2016 11:25 WIB
Merengkuh Hidayah Menuai Ma`unah
Jum'at, 04 September 2015 14:45 WIB