Ketika sedang berjalan menuju ke rumah, Imam Ali ra. berpapasan dengan seorang pengemis yang terlihat sangat kelaparan. Pengemis itu mendekati Imam Ali ra. dan menengadahkan tangannya. Imam Ali ra. bingung karena tak ada lagi yang bisa dia berikan kepada pengemis itu selain buah delima yang ia beli untuk Fatimah. Hatinya sedikit goyah. Namun, tanpa keraguan sedikit pun, diberikannya delima itu kepada si pengemis. Hatinya berkata, pengemis ini lebih membutuhkan makanan daripada istriku. Ia sudah tak sanggup beijalan karena menahan lapar.
Imam Ali ra. pulang dengan tangan kosong. Di depan pintu, ia sedikit ragi§ untuk masuk. Ia mencoba merangkai kata-kata terbaik atas kejadian yang baru saja ia alami. Setelah mengucap salam, Imam Ali ra. masuk dan ia dapati istrinya sedang mengupas buah delima.
"Tadi ada seseorang lewat dan memberiku sepuluh buah delima yang segar dan nikmat ini. Karena aku ingin memakannya, aku langsung mengupasnya tanpa sempat menunggumu pulang dari pasar," kata Fatimah az-Zahra.
Imam Ali ra. mengucap syukur Alhamdulillah. Ternyata, janji Allah Swt. pasti benar. Ia menyedekahkan satu buah delima dan ternyata Allah menggantinya dengan sepuluh buah delima.
"Allah Swt. mengibaratkan orang yang bersedekah seperti seseorang yang menanam sebutir biji yang tumbuh dan menumbuhkan tujuh tangkai. Dari tujuh tangkai ini akan menumbuhkan lagi bertangkai- tangkai dahan yang menghasilkan buah yang dapat menghasilkan manfaat yang jauh lebih banyak daripada benih itu sendiri."