Keluhan Atas Pemimpin yang Saleh

adminaba | Senin, 22 Oktober 2012 05:59 WIB | 6.530 kali
Keluhan Atas Pemimpin yang Saleh
Penduduk Kota Hims, kini dipimpin oleh Gubernur baru. Ia bernama Said bin Amir Al Jumahi yang dikenal sebagai seorang yang saleh. Namun, ada yang aneh dengan Gubernur baru itu. Beliau selalu keluar rumah ketika matahari sudah menjelang tinggi. Bila malam telah larut, rakyat tidak bisa menemui gubernur untuk mengadukan masalah mereka. Satu hari di setiap satu bulan, Gubernur tidak keluar menemui rakyatnya, kecuali bila sore telah tiba. Gubernur juga sering pingsan tak sadarkan diri. Kebiasaan Gubernur ini membuat rakyat sedikit risau.

Kean ehan itu terus berlanjut. Sampai pada suatu hari, Ammirul Mukminin Umar bin Al Khattab ra. melakukan kunjungan mendadak ke Kota Hims. Umar mengajak dialog dan menanyakan kepemimpinan Gubernur Said bin Amar Al Jumahi yang dipilihnya dari sekian banyak calon Gubernur lain yang saleh. Beliau pun mendengar keluhar seorang warga mengenai empat perilaku aneh Gubernur.

Mendengar keluhan rakyat Hims, Khalifah Umar ra. tak langsung sepenuhnya percaya. Khalifah Umar yakin, Said bin Amir seorang mukmin yang saleh, amanah, dan bisa diandalkan sebagai pimpinan. Khalifah merasa perlu mempertemukan Gubernur Said bin Amir dengan rakyatnya serta mencari jalan keluar atas masalah yang mungkin dihadapi Gubernur. Sesaat kemudian, di hadapan Khalifah Umar bin Khattab, telah berdiri Gubernur Said bin Amir dan penduduk Kota Hims.

"Wahai Said bin Amir, rakyatmu mengadukan empat masalah atas dirimu, apakah benar semua yang kudengar itu?" selidik Amirul Mukminin.
Said bin Amir tertunduk mendengar ucapan Khalifah Umar.
"Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya aku sungkan menjelaskan jawabanku atas empat masalah ini. Namun, akan aku jelaskan kalau ini dapat membuat rakyatku tenang," kata Said bin Amir.

"Silakan kaujelaskan," pinta Khalifah Umar.
Said bin Amir mengangguk. "Pertama, aku selalu keluar rumah ketika matahari sudah hampir tinggi karena aku selalu membuat adonan roti dengan kedua tanganku untuk aku berikan kepada istri dan anak-anakku. Baru kemudian, aku mengambil air wudhu dan shalat dhuha saat matahari sudah hampir meninggi. Lalu, aku baru keluar menemui rakyatku."

Khalifah Umar dan semua orang takjub mendengarnya.
"Kedua, bila malam telah larut, mereka tidak bisa menemuiku untuk mengadukan masalahnya. Hal itu karena aku sudah mengurusi masalah mereka dan mereka sudah mengadu kepadaku selama seharian. Maka saat malam, aku ingin mengurus diriku sebagai hamba Allah dan agar aku bisa mengadu kepada Allah atas semua permasalahanku.

Ketiga, satu hari tiap satu bulan, aku tidak keluar menemui mereka kecuali bila sore tiba dikarenakan aku tidak memiliki pembantu. Aku hanya memiliki pakaian ini saja dan aku harus mencuci pakaianku dengan tanganku sendiri dan menungguinya hingga kering menjelang sore," Said meneruskan penjelasannya.

Seluruh penduduk semakin tertegun mendengar penjelasan Said.
"Keempat, aku sering pingsan tak sadarkan diri karena aku selalu ingat dengan Sahabat Rasulullah, yaitu Khubaib Al Anshori yang dibantai oleh kaum kafir Qu- raisy. Sementara pada saat itu, aku masih musyrik dan menyaksikan pembantaian itu dengan mataku sendiri. Aku selalu ingat dengan ucapan Khubaib bahwa ia tidak rela bila harus berbahagia dan berkumpul dengan keluarganya, sementara Rasulullah saw. menahan sakit karena tertusuk duri. Bila mengingat ini, aku merasa betapa besar dosaku selama ini hingga aku tak kuasa menahan diriku. Lalu, aku jatuh pingsan. Wahai Amirul Mukminin, sebenarnya aku enggan memberi tahu hal ini kepada siapa pun," suara Said bergetar menutup penjelasannya.

Sejenak, penduduk Kota Hims tercenung mendengar jawaban Gubernur mereka. Mereka telah menaruh prasangka yang tidak baik kepadanya. Kini, mereka makin kagum dan sayang dengan pemimpin mereka yang saleh dan sederhana ini. Kemudian, Umar bin Khattab ra. memberi hadiah uang dirham kepada Said bin Amir untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Namun, ke tiki. Khalifah Umar kembali ke Madinah, uang itu ia bagi-bagikan kepada penduduk Kota Hims.


"Pemimpin mukmin sejati adalah pemimpin yang saleh dan sederhana:, serta mampu memberi teladan bagi rakyatnya. "


Yuk Bagikan :

Baca Juga

Pengobatan Dengan Air Liur dan Tanah
Selasa, 27 September 2016 16:52 WIB
Kisah Mengharukan Anak Yang Membawa Hidayah
Selasa, 12 Januari 2016 11:25 WIB
Merengkuh Hidayah Menuai Ma`unah
Jum'at, 04 September 2015 14:45 WIB