Saudagar yang Rakus

adminaba | Senin, 08 Oktober 2012 00:00 WIB | 9.290 kali
Saudagar yang Rakus
Di BAGHDAD, hiduplah seorang saudagar yang sangat kaya, ta dikaruniai kekayaan berlimpah dan bisnis yang maju. Rumahnya luas dan megah, layaknya istana raja- raja. Kebun-kebun dan tanah-tanah yang dimilikinya sangat luas. Konon, seluruh tanah yang ada di wilayah tempat tinggalnya adalah miliknya.

Kekayaannya terkenal ke mana-mana. Ia memiliki banyak pengawal dan pembantu yang setia. Ke mana pun ia pergi, ia selalu diiringi pengawal yang setia dan kendaraan yang mewah. Meskipun kaya, saudagar ini terkenal rakus dan pelit. Seluruh masyarakat membencinya.

Pada suatu hari, datanglah seorang pengemis ke perumahan megah sang saudagar. Pengemis ini berharap akan mendapat sedikit rezeki dari saudagar yang kaya aya ini. Namun, apa yang terjadi? Belum sempat ia menginjakkan kakinya ke lantai rumah saudagar, ia sudah diusir oleh para pengawal yang berwajah sangar.

"Pergi kau, pengemis tua! Kau tidak pantas memasuki rumah ini," bentak sang pengawal.
Alangkah sedihnya sang pengemis tua. Dalam hati, ia berdoa kepada Allah agar Allah mengambil kekayaan- Nya clari saudagar yang rakus tersebut.
‘Ya Allah, sungguh, hamba dianiaya oleh orang ini. Aku mohon, cabutlah harta yang Kautitipkan padanya karena ia menyengsarakan orang lain."

Doa orang yang teraniaya adalah doa yang tidak berhijab. Ia langsung didengar dan dikabulkan oleh Allah Swt. Benar saja, doa pengemis tua tersebut didengar Allah Swt. Beberapa waktu kemudian, bisnis saudagar itu terus mengalami kerugian dan akhirnya bangkrut. Harta yang dimilikinya sedikit demi sedikit habis sehingga ia jatuh miskin. Anak dan istrinya pun pergi meninggalkannya karena selama ini tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang darinya.

Akhirnya, saudagar itu hidup menggelandang dalam kemiskinan. Ia tak ubahnya pengemis tua yang beberapa waktu lalu menghampiri rumahnya. Berjalan ke sana kemari mengharap belas kasihan orang lain. Kadang diberi, tetapi lebih sering diacuhkan orang lain, sangat mengenaskan.

Kita kadang sering lupa bahwa harta yang kita miliki hanyalah titipan. Di antara sekian banyak yang dititipkan, ada hak fakir miskin, anak yatim, dan orang-orang yang meminta-minta.

"Jangan pernah menyakiti perasaan orang yang lemah dan tampak tidak berdaya. Karena, di balik kelemahan itu, mereka memiliki kekuatan doa yang mampu mengguncang arsy Allah Swt. Muliakanlah mereka dan mintalah doa dari mereka. Karena doa yang mengalir dari bibir yang tulus akan membuka kebahagiaan dan pintu rezeki bagi kita."


Yuk Bagikan :

Baca Juga

Pengobatan Dengan Air Liur dan Tanah
Selasa, 27 September 2016 16:52 WIB
Kisah Mengharukan Anak Yang Membawa Hidayah
Selasa, 12 Januari 2016 11:25 WIB
Merengkuh Hidayah Menuai Ma`unah
Jum'at, 04 September 2015 14:45 WIB