Pada zaman Nabi Isa as., tersebutlah tukang binatu langganan para penduduk setempat. Penduduk ini memercayakan jubah-jubah mereka kepada si tukang binatu untuk dicuci dan dirapikan. Hingga suatu hari, ketika ia hendak menuju sungai untuk mengerjakan tugasnya mencuci, ia bertemu dengan ahli ibadah yang sedang menyendiri guna mendekatkan diri kepada Allah Swt.
"Apakah kau membawa makanan? Jika Tuan membawa makanan yang cukup, bolehkah aku minta sedikit saja?" pinta si ahli ibadah kepada tukang binatu.
Tukang binatu yang membawa bekal beberapa bungkus roti pun mengiyakan permintaan si ahli ibadah. "Tentu saja. Makanlah bekal rotiku ini."
Roti tersebut, kemudian berpindah tangan kepada si ahli ibadah yang menyantapnya dengan lahap.
"Terima kasih, Tuan. Mudah-mudahan dosa-dosa Tuan diampuni oleh Allah dan semoga Allah senantiasa menempatkan Tuan dalam perlindungan-Nya."
Tukang binatu ini rupanya seseorang yang baik hati. Mendengar si ahli ibadah mendoakannya, ia tak ragu memberikan sisa bekal roti miliknya.
"Ini satu bungkus lagi untuk Tuan. Rumahku tidak jauh. Aku masih bisa mengambil bekal lagi. Mohon Tuan berkenan menerimanya."
" Terima kasih, Saudaraku. Sungguh, pemberianmu berarti untukku. Semoga Allah senantiasa memberimu perlindungan dan rezeki yang luas. Roti-roti ini, Insya Allah, akan cukup sebagai bekal ibadahku selama be¬berapa hari ini. Sekali lagi, aku hanya bisa mendoakan Tuan semoga kelak akan dibangun istana untuk Tuan di surga."
Setelah keduanya menyampaikan salam perpisahan, tukang binatu kembali ke rumahnya untuk mengambil bekal makanan. Tak lama berselang, ia segera kembali menuju sungai untuk menyelesaikan tugasnya karena hari sudah semakin terik.
Tatkala mengeluarkan baju-baju kotor dalam keranjang bambunya, alangkah terkejutnya ia mendapati se¬ekor ular kobra sedang meringkuk di dasar keranjang dalam keadaan terbelenggu besi.
"Astaghfirullah!" jerit tukang binatu. "Mengapa kau bisa ada di sini?" tanya tukang binatu spontan.
Tak disangkanya, dengan kuasa Allah, ular itu men¬jawab pertanyaannya, "Ketahuilah, Tuan! Bahwa aku se¬benarnya ingin mematuk dirimu. Tetapi belum sempat aku lakukan. Allah mengirimkan malaikat untuk mem¬belengguku dengan besi ini. Rupanya, doa si ahli ibadah tadi diamini oleh malaikat di sebelahnya dan Allah men-jawab doa itu."
Tukang binatu itu langsung melakukan sujud syukur atas apa yang diberikan Allah kepadanya. Ia selamat dari marabahaya karena sedekahnya tadi.
"Sedekah itu dapat menghindarkan kita dari
bahaya yang akan menimpa, hendaklah kita banyak- banyak bersedekah. "