Allah Tidak Pernah Salah

adminaba | Kamis, 06 September 2012 05:23 WIB | 9.155 kali
Allah Tidak Pernah Salah
Suatu hari ada seseorang bertamu ke istana Sulaiman. Sulaiman melayaninya dengan mengajak berbincang-bincang. Tak berapa lama kemudian, sang tamu merasa dirinya sedang diperhatikan oleh seseorang. Diliriknya sebuah sudut ruangan yang ada di hadapannya. Ya, di situ memang ada orang yang sedang menatapnya. Namun, si tamu mencoba untuk berbaik sangka.
``Ah, mungkin itu hanya perasaanku saja,`` pikir sang tamu. ``Mungkin saja dia kebetulan sedang melihat ke arahku.``
Sang tamu kembali melanjutkan pembicaraan dengan Sulaiman, tetapi hatinya tidak bisa dibohongi. Perasaan resah terus menghantuinya. Dia merasa, orang yang sejak tadi memandang dirinya memang bermaksud mengawasinya. Ia pun ingin memastikan kembali.
Ketika ia memandang sudut ruangan, ternyata orang tersebut sudah menghilang. ``Mengapa orang itu menghilang?`` pikir si tamu dalam hati.
Melihat tamunya terlihat resah, Sulaiman bertanya, ``Wahai Saudara, kulihat sejak tadi kau begitu resah. Apakah penghormatanku kepada seorang tamu tidak memuaskan hatimu?``
Dengan cepat tamu itu menjawab, ``Oh, bukan, bukan begitu, Saudaraku. Perlakuanmu sungguh lebih dari yang aku harapkan. Kau memang orang yang sangat mulia.``
``Kalau begitu, apakah yang merisaukan hatimu. Mungkin aku bisa membantumu mencarikan jalan pemecahannya?`` tawar Sulaiman.
``Begini, ketika aku berbincang-bincang denganmu, aku melihat ada seseorang di sudut sana yang terus me¬natapku. Siapakah dia?`` ujar sang tamu sambil menunjuk sudut yang dimaksud.
``Oh, dia adalah sahabatku, sang malaikat maut,`` jelas Sulaiman.
`Ya, dia terus-menerus menatapku, seakan-akan aku adalah sasaran untuk diambil nyawanya,`` ungkap sang tamu.
``Kalau begitu, untuk menenangkan hadmu, adakah yang kauinginkan?`` tawar Sulaiman lagi.
``Terima kasih, Saudaraku. Aku sangat berharap bisa pergi jauh dari sini. Kalau saja aku sekarang ada di India,`` ucap sang tamu.
``Tidak masalah. Dengan ilmu anugerah Allah, aku bisa melakukannya,`` ujar Sulaiman. ``Aku akan menyuruh udara untuk mengantarkanmu ke India.``
Atas izin Allah, udara membawa tamu Sulaiman dan menurunkannya di India.
Tidak berapa lama, malaikat maut datang kembali ke istana Sulaiman. Sulaiman pun bertanya kepadanya, ``Sahabatku, mengapa kau memandangi terus tamuku tadi? Ia amat resah karena tatapanmu.``
Malaikat maut menjawab, ``Aku bingung. Allah telah memerintahkanku mencabut nyawa orang itu di India,
padahal tadi kulihat dia sedang ada di hadapanmu. Tapi karena itu sudah tugasku, aku pun pergi ke India.`` ``Apakah kau temui orang itu di India?`` tanya Sulaiman.
``Tentu saja. Allah memang tidak akan salah. Kini sudah kulaksanakan tugasku,`` tegas malaikat maut.

``Allah yang menciptakan dan menentukan kapan manusia lahir. Pasti, Ia jugalah yang menentukan kapan dan di mana manusia mati. ``



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Pengobatan Dengan Air Liur dan Tanah
Selasa, 27 September 2016 16:52 WIB
Kisah Mengharukan Anak Yang Membawa Hidayah
Selasa, 12 Januari 2016 11:25 WIB
Merengkuh Hidayah Menuai Ma`unah
Jum'at, 04 September 2015 14:45 WIB