Saudagar Yang Bangkrut

adminaba | Kamis, 23 Agustus 2012 00:00 WIB | 7.723 kali
Saudagar Yang Bangkrut
Dicari:
Pencuri yang pernah berniat mencuri di rumah Bahur bin Zunaid.
Datanglah dan semoga kebaikan selalu bersamamu.

Semua orang terperanjat melihat isi pengumuman yang dibuat oleh Bahur bin Zunaid.
"Aneh, masa saudagar Bahur mencari pencuri yang pernah berniat mencuri di rumahnya, bahkan memberikan doa untuk si pencuri itu." Begitulah pertanyaan di kepala penduduk Kota Rashik.
Semua orang ingin tahu alasan Bahur mengeluarkan pengumuman itu. Hingga akhirnya seorang Badui memberanikan diri bertanya.
"Wahai Saudagar, kenapa Anda mengeluarkan pengumuman itu? Itu adalah perbuatan yang tidak lazim," kata orang Badui dengan penasaran.
’Ya, aku sangat ingin bertemu dengan pencuri yang baik hati itu."
"Memangnya ada pencuri baik hati di dunia ini?" tanya si Badui sinis.
"Salah satunya pencuri itu."
"Memangnya apa yang sesungguhnya terjadi dan tidak kami ketahui?" tanya orang Badui semakin penasaran.
"Baiklah aku akan menceritakannya."
Bahur menceritakan peristiwa tempo lalu.
"Pada suatu waktu, usahaku mengalami kebangkrutan. Karena itulah aku memutuskan untuk datang ke kota ini untuk mengadu nasib dan mencari keber-untungan. Kedatanganku ternyata menjadi buah bibir, sebab aku terkenal sebagai saudagar yang sangat kaya di kota lamaku. Semua orang sudah mengenalku dan mereka yakin bahwa aku masih saudagar yang kaya. Rupanya, hal ini membuat para pencuri merasa memiliki peluang untuk mengeruk harta di rumahku. Suatu hari, tiga orang pencuri berniat mencuri di rumahku," Bahur mulai bercerita.
"Lalu?" Badui itu semakin penasaran.
"Pada tengah malam itu, aku mendengar suara-suara aneh di tengah rumah. Aku mengintip dari kamar. Tiga pencuri itu sedang membongkar barang-barang, mencari harta. Aku menghampiri mereka dan menga¬takan bahwa apa yang sedang mereka cari tidak akan mereka temukan. Mereka malah menodongkan senjata dan mengancamku. Mereka mengira aku berbohong," lanjut Bahur.
’Apayang terjadi selanjutnya?"
"Mereka mengira aku adalah seorang yang sangat kaya. Aku mengatakan bahwa aku telah jatuh bangkrut. Mereka tetap tak percaya dan mengancamku agar aku segera memberitahukan di mana harta benda kusembu¬nyikan. Aku terus meyakinkan bahwa aku memang su¬dah menjadi miskin. Sampai tiba-tiba, anak-anakku ba¬ngun dan menangis karena kelaparan. Aku mengatakan jangankan menyimpan harta benda, aku dan anakku sudah tiga hari tidak makan."
Si Badui mengerutkan keningnya.
"Akhirnya, mereka percaya. Malah mereka memberiku uang sebesar 50 dirham dan menyuruhku mengguna¬kan uang itu untuk memberi makan anak-anakku. Uang itu kugunakan untuk membeli makanan dan beberapa barang yang akan kujual kembali. Dari uang itulah, ke¬luargaku bisa bertahan hidup. Aku pun dapat memulai usahaku kembali hingga aku bisa kembali sukses," lanjut Bahur.
Si Badui kini memahami alasan Bahur mengeluarkan pengumuman itu.
"Semoga kebaikan selalu bersama mereka," ujar si Badui dengan sungguh-sungguh.
"Aku berharap dapat dipertemukan kembali dengan mereka untuk mengucapkan terima kasih dan membalas kebaikan mereka," harap Bahur.


"Kamu tidak bisa memperoleh simpati semua orang dengan hartamu, tetapi dengan wajah yang menarik (simpati) dan dengan akhlak yang baik. "

-HR Abu Ya’la dan Al-Baihaqi


Yuk Bagikan :

Baca Juga

Pengobatan Dengan Air Liur dan Tanah
Selasa, 27 September 2016 16:52 WIB
Kisah Mengharukan Anak Yang Membawa Hidayah
Selasa, 12 Januari 2016 11:25 WIB
Merengkuh Hidayah Menuai Ma`unah
Jum'at, 04 September 2015 14:45 WIB