Nasib Sang Penghianat

adminaba | Selasa, 24 Juli 2012 07:49 WIB | 18.819 kali
Nasib Sang Penghianat
Suatu hari, Abdul dan Umar mengadakan perjalanan ke sebuah kota di Mekkah. Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan seorang pemuda yang membawa banyak barang bersama kudanya. Pemuda itu tampak geli¬sah. Sesekali dia menoleh ke belakang seolah ada yang mengikutinya. Abdul dan Umar mendekatinya.
"Wahai Pemuda, apa yang membuatmu tampak keta¬kutan?" tanya Umar.
Pemuda itu hanya menatapnya. Lalu, meneruskan peijalanan tanpa menjawab pertanyaan Umar.
Abdul mengajak Umar kembali melanjutkan perjalanan sebab hari sudah menjelang sore. Mereka harus menemukan masjid untuk menunaikan shalat Ashar. Setibanya di masjid di tengah kota, banyak orang ber¬kumpul dan mereka sangat ribut.
"Ada apa gerangan?" tanya Umar penasaran.
"Kami semua sedang tertimpa bencana. Sebuah gem¬pa telah meluluhlantakkan kota kami di sana," tunjuk pemuda yang berpakaian kotor.
"Innalillahi, lantas bagaimana keadaan kalian semua?" tanya Umar.
"Kami semua bersusah hati. Namun, kami ikhlas de¬ngan cobaan Allah ini. Hanya yang kami sesalkan ada orang yang berkhianat di antara kami."
"Apa yang kaumaksudkan saudaraku?" tanya Abdul.
"Ketika bencana melanda, penduduk di sini telah mengundang kami untuk menyelamatkan diri kemari. Mereka menyediakan berbagai kebutuhan kami, mulai dari sandang hingga pangan. Kami berharap sumbangan mereka akan memenuhi kebutuhan kami sampai kami mampu membangun kota kembali dan hidup normal seperti sedia kala. Ternyata, sumbangan yang mereka berikan telah diambil oleh orang yang kami percayai. Sekarang, dia raib entah ke mana," ujar pemuda tadi.
Umar teringat dengan pemuda yang ditemui mereka siang tadi.
"Semoga Allah membantu kalian dengan kemudah¬an lainnya," kata Abdul.
Apakah pemuda tadi adalah pemuda yang berkhia¬nat kepada penduduk itu? Hanya Allah Yang Tahu (Wallahu’alam). Selepas menunaikan shalat, Abdul dan Umar melanjutkan peijalanan ke kota tujuan.
Hari menjelang malam, tetapi maksud mereka belum terpenuhi. Abdul lantas mengajak Umar untuk meng¬inap sehari di kota itu dan kembali pulang esok harinya. Umar setuju. Mereka lalu menginap di masjid.
Dalam mimpi, Umar bertemu dengan pemuda yang ditemuinya di pertengahan peijalanan itu. Di lehernya, ada seekor kuda yang meringkik.
Pemuda itu berkata, "Tolonglah aku, Umar."
Umar panik. Ia tidak tahu apa yang harus dilaku¬kannya, "Aku tidak tahu apa yang bisa kulakukan untuk menolongmu."
Si pemuda itu terus meminta tolong hingga akhirnya mati dengan mengenaskan.
Umar menceritakan kepada Abdul apa yang terjadi dalam mimpinya.
Abdul berkata, "Rasulullah saw. telah memperingat¬kan manusia bahwa seseorang yang telah bei khianat akan mendapatkan balasannya.
Siangnya, Umar dan Abdul mendapat kabar bahwa ada seorang pemuda di kota lain telah mati mengenas¬kan dengan begitu banyak barang yang dicurinya. Naudzubillahimindzalik.
.
"Allah, akan menghukum secara adil siapa pun yang melakukan pencurian. Allah tidak membedakan hukuman bagi orang terpandang ataupun orang le¬mah yang mencuri. "


Yuk Bagikan :

Baca Juga

Pengobatan Dengan Air Liur dan Tanah
Selasa, 27 September 2016 16:52 WIB
Kisah Mengharukan Anak Yang Membawa Hidayah
Selasa, 12 Januari 2016 11:25 WIB
Merengkuh Hidayah Menuai Ma`unah
Jum'at, 04 September 2015 14:45 WIB