"Kita tidak memiliki musuh, kita hanya memiliki teman- teman yang berbeda pendapat dengan kita dan Tuhan memberikan sifat bijak untuk menyikapinya."
Kehidupan itu ibarat makanan pembuka, di meja makan terpampang beberapa menu makanan pilihan, mulai dari yang kita sukai sampai makanan-makanan yang sama sekali tidak kita sukai bahkan tidak pernah kita kenal sebelumnya. Selanjutnya kita akan diberikan 2 pilihan, pilihan pertama adalah mengambil apa yang kita sukai, dan pilihan kedua adalah mencoba hal-hal yang tidak kita sukai atau yang belum pernah dimakan sebelumnya. Jika kita tidak sreg dengan pilihan yang ada, maka kita boleh untuk meninggalkan meja makan. Namun jika kita adalah manusia yang bersyukur akan pemberian Tuhan, menjadi lebih baik jika kita memilih dan mencoba apa yang telah diberikan.
Begitu pula persahabatan dalam hidup, banyak orang-orang yang sepaham dengan kita dan hadir menguatkan. Tapi Tuhan lebih ingin menggali potensi hati kita dengan mengirimkan orang-orang pilihan yang berbeda pendapat agar kita belajar memahami, serta mengambil hikmah bila ada kebaikan di dalamnya dan menghormati nilai-nilai yang berseberangan dengan apa yang diyakini.
Tidak akan sia-sia menjadikan orang-orang yang berbeda pendapat dengan kita sebagai kekuatan untuk terus belajar memahami kehidupan. Bukankah kita juga bukan orang yang sempurna maka silakan mensyukuri persamaan dan memosisikan perbedaan sebagaimana kita memahami bahwa diri memiliki kekurangan dan ada orang lain hadir untuk mengisi kekurangan itu dan menjadikannya sesuatu yang lebih dari sebelumnya.