Bukan menjadi kebanggaan bila kita meraih kemenangan di atas penderitaan orang lain, sebagaimana parasit yang selalu merugikan bagi inangnya."
Jika kita menghadiri kajian keagamaan atau tempat-tempat pelatihan maka Anda akan sering mendengar seruan untuk menjadikan diri Anda bermanfaat bagi orang lain. Mengapa kita selalu diajarkan menjadi bermanfaat untuk orang lain, bukan hanya karena nilai manfaatnya kembali akan kita rasakan di kemudian hari, tapi juga karena hidup ini mengenal sifat yang mengambil keuntungan dari penderitaan orang lain sebagaimana parasit.
Anda mengenal kata parasit sebagaimana saya mengenal jenis simbiosis tersebut di tingkat sekolah dasar. Parasit akan tumbuh berkembang namun dapat merugikan bagi inangÂnya, bahkan dia dapat menunda buah manfaat dari tanaman-tanaman yang memasuki masa panen.
Berhati-hatilah, karena dalam diri kita juga memiliki sifat parasit. Ingin mengambil keuntungan dari sebuah hubungan sosial meskipun harus menyebabkan kerugian bagi orang-orang yang di sekitar kita. Kelak orang-orang yang memiliki sifat parasit tidak akan pernah tenang karena hidupnya terus-menerus memberikan beban kepada orang lain, terus-menerus dihantui rasa bersalah karena telah merusak rantai rezeki orang lain dan tidak akan pernah tenang karena dia mengetahui bahwa orang-orang di sekitarnya tidak akan membiarkan dia untuk hidup, sebagaimana parasit yang selalu akan dibasmi oleh petani karena sifat merusak yang ada pada dirinya.